Rabu 20 Mar 2024 17:18 WIB

BI Proyeksikan Nilai Tukar Rupiah Stabil Cenderung Menguat

Hal tersebut didorong oleh kembali masuknya aliran modal asing.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Petugas memberikan uang kepada warga yang melakukan penukaran uang rupiah baru di mobil kas keliling Bank Indonesia (BI) di Pasar Rawa Bening, Jakarta, Rabu (20/3/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas memberikan uang kepada warga yang melakukan penukaran uang rupiah baru di mobil kas keliling Bank Indonesia (BI) di Pasar Rawa Bening, Jakarta, Rabu (20/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memproyeksikan nilai tukar rupiah tetap stabil dengan kecenderungan menguat. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan hal tersebut didorong kembali masuknya aliran modal asing sejalan dengan tetap terjaganya persepsi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia. 

"Selain itu, kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI juga mendukung prospek penguatan nilai tukar rupiah tersebut," kata Perry dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Maret 2023, Rabu (20/3/2024).

Baca Juga

Perry memastikan, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA). Hal tersebut sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.

Dia menambahkan, nilai tukar rupiah tetap terkendali didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia. Nilai tukar rupiah pada Maret 2024 hingga 19 Maret 2024 relatif stabil dipengaruhi oleh kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia. Khususnya di tengah dinamika penyesuaian aliran modal asing di pasar keuangan domestik sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. 

"Dengan perkembangan ini, nilai tukar rupiah melemah 2,02 persen dibandingkan level akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan ringgit Malaysia, won Korea, dan baht Thailand yang masing-masing melemah 3,02 persen, 3,87 persen, dan 5,39 persen," ucap Perry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement