REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arya Wedakarna selaku Anggota DPD RI yang belum lama diberhentikan akhirnya terpilih kembali dalam Pemilu 2024. Namun kali ini perolehan suaranya menurun.
Arya mengatakan sejak awal maju ingin membagi suara pendukungnya untuk tiga calon lain tanpa membeberkan namanya. Hal ini tentu saja membuat Ni Luh Djelantik yang juga masuk 4 besar anggota DPD dari Bali.
"Tidak ada istilah bagi suara di Niluh Djelantik," kata Ni Luh di akun Instagram pribadinya.
Ni Luh mengatakan sebaiknya Arya Wedakarna tahu diri mengapa perolehan suaranya menurun. "Pahami dan tahu diri mengapa ada penurunan suara. Masyarakat cerdas dan bisa menentukan pilihannya," kata dia.
Mengenai pernyataan Arya Wedakarna yang siap membimbing Ni Luh dalam menjadi anggota DPD, Ni Luh pun kembali mempertanyakannya. "Kalau urusan bimbing membimbing, silakan buka dulu blokiran dan cabut laporan yang melaporkan mbok Niluh ke polisi," ujar dia.
"Please bijak dalam membuat statement berpotensi menggiring opini publik yang seolah merendahkan peserta pemilu dan penyelenggara pemilu," kata Ni Luh menegaskan.
Sebelumnya, Arya Wedakarna menyampaikan perolehan suaranya menurun karena membaginya dengan tiga calon DPD lainnya. Dia mengaku tak masalah suaranya merosot tajam, karena meski begitu ia menempati suara tertinggi kedua di antara 17 calon DPD RI Bali Pemilu 2024.
Ia tak menyebut nama-nama calon yang dibantu untuk diajak naik bersama. Namun ketika disinggung apakah tiga peserta dengan suara tertinggi lainnya sudah sesuai dengan yang ia bantu, jawabannya hanya itu sesuai harapan masyarakat Bali.
“Sesuai harapan masyarakat, kan yang mewakili mereka yang paham dengan budaya Hindu, budaya Bali, dan apalagi kita lihat ada macam-macam masalah seperti saya diberhentikan, di pengadilan, dilaporkan, dengan saya mendapatkan posisi kedua saja sudah luar biasa,” kata Arya.