Kamis 21 Mar 2024 08:06 WIB

Senat dari Partai Demokrat Desak Biden Dorong Pendirian Negara Palestina

Pidato Schumer mencerminkan rasa frustasi Washington terhadap Netanyahu.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Foto kombinasi ini menunjukkan Presiden Joe Biden, kiri, pada 8 Maret 2024, di Wallingford, Pa., dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023.
Foto: AP
Foto kombinasi ini menunjukkan Presiden Joe Biden, kiri, pada 8 Maret 2024, di Wallingford, Pa., dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sembilan senator Partai Demokrat yang dipimpin Tom Carper menulis surat yang mengatakan krisis Timur Tengah "mencapai titik perubahan" yang mengharuskan pemimpin AS lebih dari sekadar "memfasilitasi" perundingan Israel-Palestina. Carper merupakan sekutu dekat Presiden Joe Biden.

"Oleh karena itu kami meminta pemerintahan (Presiden Joe) Biden segera menetapkan kerangka publik yang berani yang menguraikan langkah-langkah yang diperlukan untuk pendirian negara Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza,"  tulis para senator, seperti dikutip Aljazirah, Rabu (20/3/2024).

Baca Juga

Para senator mengatakan mereka "sangat kecewa" dengan (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu yang menolak terlibat dalam "jalan menuju pendirian negara Palestina." "Langkah-langkah diplomatik yang anda dan pemerintah anda ambil sangatlah penting dan kami mendesak anda berbuat lebih banyak," kata senator pada Biden.

Surat itu disampaikan beberapa hari setelah Ketua Senat dari Partai Demokrat Chuck Schumer yang merupakan pejabat terpilih tertinggi yang keturunan Yahudi dan pendukung lama Israel, menyampaikan pernyataan mengejutkan dalam pidatonya. Ia mengkritik Netanyahu yang menggelar perang di Gaza dan mendesak Israel segera menggelar pemilihan umum.

Dalam wawancaranya dengan stasiun televis CNN, Netanyahu mengatakan pidato Schumer yang mendorong pemilihan umum di Israel sama sekali tidak pantas. "Saya pikir apa yang ia sampaikan sama sekali tidak pantas, tidak pantas untuk pergi ke negara demokrasi lain dan mencoba menggantikan kepemimpinan terpilih di sana," kata Netanyahu, akhir pekan lalu.

Pidato Schumer mencerminkan rasa frustasi Washington terhadap Netanyahu, caranya berperang melawan Hamas, kegagalannya melindungi warga sipil Palestina dan menghalangi bantuan kemanusiaan ke Gaza seperti yang dituduhkan lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan.

Masyarakat internasional mengkritik dukungan tanpa syarat AS pada Israel sementara ancaman kelaparan dan jumlah korban jiwa dalam serangan ke Gaza terus meningkat. Schumer mengatakan akan menjadi "kesalahan besar" bagi Israel untuk menolak solusi dua negara. Ia mendesak negosiator konflik Israel-Gaza untuk melakukan semua yang bisa dilakukan demi mengamankan gencatan senjata, membebaskan para sandera dan membawa bantuan ke Gaza.

Pada Jumat (15/3/2024) Presiden AS Joe Biden mengatakan pernyataan Schumer selaras dengan kekhawatiran banyak rakyat Amerika. Ia mengatakan pernyataan ketua Senat itu "pidato yang bagus."

Namun juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan, Biden yakin hanya Israel yang dapat membuat keputusan politik internalnya sendiri. "Kami menghormati kedaulatan rakyat Israel, presiden yakin terserah pada rakyat dan pemerintah Israel untuk menentukan apakah perlu dan kapan pemilu akan dilakukan," katanya pada Fox News.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement