Kamis 21 Mar 2024 21:46 WIB

Antisipasi Lonjakan Harga, Pemkab Bekasi Keluarkan Strategi Gerakan Pangan Murah

Pangan murah dibutuhkan untuk mudahkan warga rayakan Idul Fitri.

RAKOR VIRTUAL : Penjabat Bupati Bekasi Bersama Para Kepala Dinas Terkait Mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Secara Virtual, di Ruang Command Center, Gedung Diskominfosantik Kabupaten Bekasi, Cikarang Pusat. Pada Senin, (18/03/2024).
Foto: Pemkab Bekasi
RAKOR VIRTUAL : Penjabat Bupati Bekasi Bersama Para Kepala Dinas Terkait Mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Secara Virtual, di Ruang Command Center, Gedung Diskominfosantik Kabupaten Bekasi, Cikarang Pusat. Pada Senin, (18/03/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BEKASI – Ramadhan semakin mendekati akhir. Masyarakat Muslim mulai bersiap-siap menyambut Syawal dengan kemeriahan. Di antara bentuknya adalah membeli sejumlah kebutuhan untuk diolah menjadi santapan lezat.

Budaya seperti itu meningkatkan permintaan produk pangan seperti daging dan lainnya. Hal tersebut mengakibatkan harga bahan pangan tadi meningkat.

Baca Juga

Mengantisipasi lonjakan harga saat Bulan Ramdan dan menjelang perayaan Idul Fitri 2024 Pemerintah Kabupaten Bekasi menyusun formula atau strategi gerakan pangan murah untuk masyarakat. Hal itu menyusul mahalnya sejumlah harga komoditi di pasaran.

Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan mengatakan gerakan pangan murah menjadi langkah konkrit untuk mengatasi lonjakan harga. Langkahnya adalah dengan membeli langsung dari produsen dengan harga pasar, untuk selanjutnya di jual ke masyarakat, terutama masyarakat miskin.

“Jadi ini sedang disusun proposalnya oleh Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian dikoordinasikan dengan Asda 2. Mudah-mudahan sebelum lebaran atau setelah lebaran, bisa untuk menekan harga,” katanya usai mengadakan rapat dengan tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Bekasi pada Senin (18/3/2024).

Dikatakannya dari data TPID, komoditi cabe mengalami peningkatan harga yang signifikan. Sementara, harga beras mengalami penurunan.

“Harga-harga kita saat ini, yang dinilai naik itu paling tinggi cabe. Mulai dari cabe keriting, cabe merah besar, dan cabe hijau. Itu selisihnya bisa Rp 4 ribu sampai Rp 12 ribu dari harga yang ditetapkan oleh pemerintah. Tapi kalau beras sudah turun, selisih seribu sampai dua ribu saja,” ujar Dani Ramdan pada Senin (18/3/2024).

Dani Ramdan mengungkapkan jika kebutuhan cabai masyarakat Kabupaten Bekasi di waktu normal yakni 50 ton per hari dari 100 ton cabai yang masuk ke pasar Cibitung. Tapi pasokan cabe mengalami penurunan dimana jumlah cabai yang masuk ke Pasar Induk Cibitung mencapai 70- 80 ton.

“Biasanya, saat normal 50 ton diserap untuk Kabupaten Bekasi, sisanya diserap oleh daerah tetangga seperti karawang, Jakarta. Juga belanjanya melalui Pasar Cibitung. Tapi kondisi saat ini, pasokan ke kita menurun,” katanya.

Menangani hal ini, ia mengaku sudah berkoordinasi dengan daerah penghasil, seperti Garut dan Kabupaten Bandung. Dan rencananya, Pemkab Bekasi akan membuat formulasi dengan gerakan pangan murah.

 “Saya meminta sebelum lebaran sudah operasi paling tidak menurunkan harga cabe, tapi masyarakat dan pedagang kecil yang butuh cabe banyak bisa terbantu,” tukasnya. 

Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Bekasi bekerja sama dengan Badan Usaha Logistik (Bulog) menggelar Operasi Pasar Beras, di Halaman Kantor Kecamatan Tambun Utara, pada Kamis (22/02/2024).

Operasi pasar ini merupakan upaya pemerintah dalam menghadapi lonjakan harga beras yang cukup tinggi di pasaran saat ini.

Ribuan masyarakat terlihat sudah mengantre dengan penuh antusias sejak pagi hari, guna mendapatkan kupon untuk menebus beras dengan harga yang dibanderol sebesar Rp 10.600/kg atau Rp. 53.000/pak.

Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan menuturkan, operasi pasar beras ini akan diadakan di setiap Kecamatan se-Kabupaten Bekasi, dengan alokasi tiap Kecamatan memperoleh sebanyak 10 ton beras dari Bulog. Masing-masing warga maksimal bisa membeli dua pak beras dengan kupon yang telah disediakan.

"Operasi pasar ini kami lakukan sebagai upaya meredam kenaikan harga sejumlah bahan pangan dan pengendalian inflasi, upaya kita pun bukan hanya kepada masyarakat, namun ada 70 pedagang grosir beras yang kita berikan harga eceran tertinggi dari pemerintah” ungkapnya.

Menurutnya, program ini sangat tepat sasaran dan benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga kedepan pihaknya akan terus mendorong langkah intervensi lainnya, agar harga beras dapat kembali stabil di pasaran.

“Selain Operasi Pasar, kita juga ada program Cadangan Pangan dari Dinas Ketahanan Pangan bagi masyarakat miskin, kami akan percepat pendistribusiannya,” katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement