REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada Kamis (21/3/2024) menyampaikan dua warga Korsel dipastikan tewas setelah sebuah kapal tanker kimia asal negara itu terbalik di lepas pantai barat Jepang pada Rabu (20/3/2024).
Sebanyak 11 awak berada di kapal Keoyoung Sun ketika kapal itu terbalik di perairan dekat sebuah pulau di lepas kota Shimonoseki di Prefektur Yamaguchi, Jepang pada Rabu.
Awak kapal tersebut termasuk dua warga negara Korea Selatan yang juga sebagai kapten kapal, serta delapan warga negara Indonesia dan satu warga China. Sebelumnya, Penjaga Pantai Jepang mengatakan pada awalnya sebanyak sembilan awak kapal telah diselamatkan dan diangkut ke rumah sakit, tetapi delapan di antaranya meninggal, termasuk satu warga Korsel.
Penjaga pantai telah melakukan operasi penyelamatan untuk mencari dua anggota lainnya yang hilang, termasuk seorang warga Korea Selatan. Namun, pada Kamis, seorang pejabat dari Kementerian Luar Negeri Korsel mengonfirmasi kematian warga Korea Selatan yang hilang.
“Kementerian, bersama misi diplomatik kami di sana, Penjaga Pantai Korea, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, telah berkomunikasi dengan keluarga (para korban) sejak kejadian tersebut,” ujarnya.
Kementerian akan menghormati keinginan keluarga yang ditinggalkan dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk memulangkan jenazah ke rumah atau melaksanakan prosedur pemakaman di Jepang.
Kantor berita Jepang Kyodo, mengutip pejabat penjaga pantai Jepang juga melaporkan salah satu dari dua awak kapal yang hilang ditemukan pada Kamis meskipun rincian kondisi awak kapal tersebut masih belum diketahui.
Awak kapal yang dikonfirmasi masih hidup berasal dari Indonesia dan dilaporkan dalam kondisi stabil. Adapun kapal tanker itu, yang membawa 980 ton asam akrilat, berangkat dari pelabuhan Himeji di Jepang pada Senin (18/3/2024) dan sedang dalam perjalanan ke pelabuhan Ulsan di tenggara Korea Selatan.
Namun, kapal tersebut berlabuh di dekat Pulau Mutsure karena gelombang tinggi dan angin kencang. Kapal pun melakukan panggilan darurat kepada Penjaga Pantai Jepang sekitar pukul 07.00 pada Rabu (waktu setempat) dan melaporkan kapal tersebut miring sebelum terbalik sekitar pukul 08.00 pagi.
Meski tidak ada kebocoran bahan kimia yang terdeteksi, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan akan membentuk satuan tugas untuk memeriksa kemajuan dalam operasi pencarian dan penyelamatan di area kejadian.