Kamis 21 Mar 2024 21:18 WIB

LSI Denny JA Ungkap Tiga Alasan Masih Terjadinya Fenomena Golput

Golput ini setidaknya ada tiga hal, yakni alasan teknis, politis dan administratif.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi Golput
Foto: Antara
Ilustrasi Golput

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Direktur CPI-LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas, melihat partisipasi pemilih di Indonesia sejatinya lebih tinggi dibanding negara demokrasi lain. Menurut dia, terdapat tiga alasan yang bisa membuat masih adanya 40 juta lebih pemilih yang golput atau tidak menggunakan suaranya pada Pemilu 2024.

“Alasan golput ini setidaknya ada tiga hal, yakni alasan teknis, politis dan administratif,” ucap Hanggoro kepada Republika, Kamis (21/3/2024).

Baca Juga

Menurut Hanggoro, alasan teknis merupakan alasan yang paling banyak dimiliki oleh mereka yang golput. Alasan teknis yang dia maksud, yakni seperti orang itu harus bekerja, sakit, atau punya keperluan lain yang tidak bisa ditinggal untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada hari pemungutan suara.

Alasan kedua adalah politis. Menurut Hanggoro, contoh dari alasan tersebut seperti karena tidak ada calon yang diinginkan, sebagai bentuk protes, dan ada juga yang karena tidak percaya pada pemilihan umum (pemilu) akan memperbaiki keadaan.

“Alasan ketiga, administratif, yaitu tidak terdaftar, atau tidak tahu kalau terdaftar,” kata dia.

Data Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI), jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024 mencapai angka 204.807.200 pemilih. Kemudian, berdasarkan hasil penghitungan suara sah yang mencoblos ketiga pasangan calon presiden dan wakil presiden berada di angka 164.227.475 pemilih. Terdapat selisih 40 ribu suara lebih yang tidak menggunakan suara atau membuat suaranya tidak sah.

 “Partisipasi pemilih kita sebenarnya lebih tinggi dibandingkan dengan negara demokrasi lain, seperti rata-rata Asia, Eropa Tengah dan Timur, bahkan di Amerika, baik Utara, Tengah, maupun Selatan,” jelas Hanggoro.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement