Kamis 21 Mar 2024 23:08 WIB

Saudi Ingatkan Jangan Teperdaya Situs Penyebar Lowongan Kerja Palsu

Kementerian mendesak para pencari kerja membuka situs web dan platform resmi.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Bendera Arab Saudi.
Foto: Eurosport
Bendera Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kementerian Pariwisata Arab Saudi memperingatkan agar tidak berurusan dengan situs web atau email apa pun yang menyamar sebagai kementerian tersebut atau sistem pariwisata Saudi dalam mengiklankan lowongan kerja palsu.

Kementerian Pariwisata Saudi dalam sebuah pernyataan menekankan tidak memiliki hubungan dengan situs-situs penipuan yang menyebarkan iklan lowongan kerja. Seperti dilansir Saudi Gazette, Kamis (21/3/2024), disebutkan situs resmi dan platform media sosialnya adalah satu-satunya sarana yang sah untuk mengiklankan lowongan kerja.

Baca Juga

Kementerian tersebut juga telah memantau beberapa situs palsu yang mengklaim menyediakan lapangan kerja di sektor pariwisata. Situs-situs penipuan ini mengeksploitasi nama dan logo kementerian.

Tujuannya adalah mendapatkan data pribadi dan perbankan masyarakat melalui pengiriman pesan mencurigakan dengan dalih memungut biaya untuk keperluan tes kesehatan, dan meminta akses ke tautan elektronik untuk memberikan informasi lebih lanjut atau data atau mengisi formulir elektronik.

Kementerian mendesak para pencari kerja membuka situs web dan platform resmi kementerian untuk mendapatkan informasi yang akurat dan dapat diandalkan tentang lowongan kerja yang diumumkan. Selain itu, juga memastikan kerahasiaan informasi pribadi yang diberikan.

Kementerian juga menyerukan agar segera melaporkan situs web mencurigakan apa pun, yang mengklaim mewakili kementerian atau menerbitkan peluang kerja yang tidak dapat dipercaya. Dengan menghubungi pihak berwenang terkait atau menghubungi mereka melalui sarana komunikasi resmi.

Kementerian Pariwisata menekankan pentingnya setiap orang untuk melindungi diri mereka dari segala jenis dan metode penipuan. Termasuk memastikan keamanan informasi perbankan dan pribadi mereka, dengan tidak menanggapi pesan yang diterima dari entitas yang meniru nama kementerian.

Hal ini juga menggarisbawahi perlunya memverifikasi sumber pesan acak yang masuk sebelum mengklik tautan, untuk menjaga data pribadi mereka dan memastikan tidak menjadi korban penipuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement