REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Konsultan ibadah haji sekaligus Katib Syuriah PBNU, KH Abdul Moqsith Ghazali mengatakan, seorang petugas haji akan menjalankan tugas-tugas yang pernah dijalankan kakek buyut Nabi Muhammad SAW. Karena itu, dia pun berpesan kepada para calon petugas haji Indonesia agar sungguh-sungguh dalam memberikan layanan kepada jamaah haji.
"Tugas yang akan dilaksanakan panjenengan semua ini sama dengan tugas yang dilaksanakan kakek buyut Baginda Nabi. Bani Hasyim, Bani Abdul Muthalib terus sampai ke atas pekerjaannya adalah menjadi pelayan tamu-tamu jamaah haji," ujar Kiai Moqsith saat menyampaikan Kuliah Subuh di hadapan ratusan petugas haji yang sedang mengikuti kegiatan Bimtek PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (22/3/2024).
Seperti halnya petugas haji di zaman sekarang ini, menurut dia, kakek buyut Nabi Muhammad juga menyediakan air zam-zam, menfasilitasi jamaah yang membutuhkan makan dan minum, serta menfasilitasi proses ibadahnya.
"Jadi kita menjalankan dua ibadah, ibadah yang terkait dengan ibadah haji kita dan ibadah yang terkait ruang ibadah dengan ruang publik, yaitu ibadah untuk menjadi petugas haji," ucap jebolan Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukerejo Situbondo ini.
Namun, dia juga mengingatkan kepada para petugas haji terhadap tugas utamanya. Menurut dia, tugas pokok para petugas haji itu adalah untuk melayani tamu Allah, bukan fokus melaksanakan ibadah hajinya sendiri.
"Jadi tugas utama kita adalah bertugas sebagai pelayan sambil beribadah haji. Tugas utamanya bukan menjalankan ibadah haji sambil melayani jamaah haji. Jadi jangan kebalik," kata Kiai Moqsith.
Jika petugas hanya hanya konsentrasi melaksanakan ibadah hajinya sendiri, maka jamaah haji akan banyak yang terlantar dan telat dalam melaksanakan ibadah. Karena itu, dalam penyelanggaraan ibadah haji, PPIH Arab Saudi biasanya akan diberangkatkan duluan.
"Makanya petugas haji harus mengetahui lokasi, jangan sampai petugas haji disuruh tersesat tidak tahu arah jalannya. Jadi harus tahu transporasinya, akomodasinya," jelas dia.
Dia menambahkan, petugas haji memiliki tugas yang mulia dan akan mendapatkan pahala double. Di dalam kaidah fikih juga disebutkan “Al muta'addi afdhalu minal qashri”, yakni ibadah yang punya dampak kemaslahatan buat orang lain, itu lebih utama ketimbang ibadah yang hanya berdampak pada diri sendiri.
"Nah panjenengan semua (petugas haji) sudah bisa melaksanakan ibadah haji itu pahalanya untuk diri sendiri ditambah dengan membantu orang lain, melayani orang lain. Khairunnas Anfauhum Linnas. Sebaik-baik manusia yang memberikan manfaat kepada orang lain," kata Kiai Moqsith.