Jumat 22 Mar 2024 16:10 WIB

Dinkes Jabar Laporkan 96 Meninggal Dunia Akibat Demam Berdarah

Kasus DBD tercatat sudah mencapai 11.058 dari 27 kota kabupaten di Jabar.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus raharjo
Pewarat mengecek saturasi oksigen pasien demam berdarah dengue di RSUD Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (8/3/2024). Kasus DBD di DKI Jakarta meningkat sejak awal Februari 2024. Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat sebanyak 627 kasus DBD tanpa kematian hingga 19 Februari 2024 lalu. Dari total kasus di DKI Jakarta, sebanyak 208 kasus di Jakarta Barat, 161 kasus di Jakarta Timur, 145 kasus di Jakarta Selatan, 74 kasus di Jakarta Utara, 34 kasus di Jakarta Pusat dan 5 kasus di Kepulauan Seribu. Terjadinya peningkatan kasus tersebut, warga diminta untuk waspada serta menerapkan 3M yakni menguras, menutup dan mendaur ulang serta merawat kebersihan dilingkungannya sebagai upaya mengantisipasi pengembangbiakan nyamuk aedes aegipty.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pewarat mengecek saturasi oksigen pasien demam berdarah dengue di RSUD Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (8/3/2024). Kasus DBD di DKI Jakarta meningkat sejak awal Februari 2024. Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat sebanyak 627 kasus DBD tanpa kematian hingga 19 Februari 2024 lalu. Dari total kasus di DKI Jakarta, sebanyak 208 kasus di Jakarta Barat, 161 kasus di Jakarta Timur, 145 kasus di Jakarta Selatan, 74 kasus di Jakarta Utara, 34 kasus di Jakarta Pusat dan 5 kasus di Kepulauan Seribu. Terjadinya peningkatan kasus tersebut, warga diminta untuk waspada serta menerapkan 3M yakni menguras, menutup dan mendaur ulang serta merawat kebersihan dilingkungannya sebagai upaya mengantisipasi pengembangbiakan nyamuk aedes aegipty.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mencatat 11.058 kasus penyakit demam berdarah dengeu (DBD) di Jawa Barat selama periode bulan Januari hingga Maret tahun 2024. Sebanyak 96 orang meninggal dunia akibat penyakit tahunan tersebut.

"Per tanggal 20 Maret kemarin ada kurang lebih 11.058 kasus dilaporkan dari 27 kota kabupaten dimana angka kematian 96," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Vini Adiani Dewi kepada wartawan, Jumat (22/3/2024).

Baca Juga

Bulan Maret, ia menuturkan kasus DBD di Jawa Barat relatif menurun dibandingkan bulan Februari dan Januari. Ia berharap kasus DBD di Jawa Barat terus mengalami penurunan.

"Kabar baiknya adalah jumlah kasus DBD dibanding Januari, Februari, Maret ini sudah berkurang. Januari ada 4.000 kasus di bulan Februari 5.000 dan di bulan Maret sampai tanggal 20 dilaporkan 500 kasus," kata dia.

Vini mengatakan beberapa wilayah menjadi penyumbang terbanyak kasus DBD seperti Kabupaten Bandung Barat, Kota Bogor, Kabupaten Bandung dan Subang. Namun, kasus DBD fluktuatif ditentukan kondisi lingkungan.

"Penyakit demam berdarah sangat ditentukan oleh bagaimana situasi dan kondisi lingkungan yang mempermudah perkembangbiakan nyamuk. Kalau daerah semakin aktif melaksanakan 3M plus maka bisa langsung turun kasus," tutur dia.

Ia melanjutkan kasus kematian tertinggi diantaranya berada di wilayah Kabupaten Bandung 14 kasus, Subang 13 kasus, Bandung Barat 8 kasus dan Kota Bandung 8 kasus. Mayoritas mereka yang terserang DBD berusia antara 5 hingga 14 tahun.

"Saya ingatkan kepada semua masyarakat Jabar, penyakit demam berdarah penyakit sepanjang tahun dalam kondisi kapan apun harus siap apalagi dalam perubahan iklim," kata dia.

Ia menyebut pada tahun 2022 kasus DBD mencapai 32 ribu kasus. Namun, kasus DBD tahun 2023 menurun menjadi 19 ribu kasus. "Nah tahun ini siklus tahun kedua dua tahunan meningkat," ungkap dia.

Pihaknya terus berupaya mengantisipasi dan mengirim surat edaran kepada dinas kesehatan dan rumah sakit. Pihaknya telah mengirimkan banyak abate dan lainnya kepada masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement