Jumat 22 Mar 2024 16:32 WIB

Gempa Susulan Kembali Terjadi, Warga Surabaya: Ini Lebih Besar, Semua Berhamburan ke Luar

Warga di Surabaya merasakan kekuatan gempa yang lebih besar dibanding pertama.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Teguh Firmansyah
Gempa. Ilustrasi
Foto: Reuters
Gempa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gempa bumi susulan masih terus terjadi setelah terjadinya gempa utama dengan magnitudo 6,1  di timur laut Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024) pada pukul 11.22 WIB. Gempa susulan kembali dirasakan warga Kelurahan Jambangan, Kecamatan Jambangan, Kota Surabaya, pada pukul 15.57 WIB.

Menurut warga, gempa susulan kali ini bahkan lebih besar dibanding gempa pertama. Lantara ketakutan, warga sekitar pun berhamburan dari rumah masing-masing dan berkumpul di jalan.

 

"Yang ini lebih besar diaripada yang tadi. Yang barusan ini juga lebih lama, kayaknya lebih besar (magnitudonya) daripada yang tadi," kata salah seorang warga, Untung (59) kepada Republika.co.id.

 

Warga lainnya, Retno (55) mengamini bahwa gempa susulan kali ini lebih berasa dibanding gempa yang pertama. Akibat ketakutan, ia pun langsung membawa cucunya keluar rumah. "Ya takut Mas. Yang ini besar banget sampai berasa goyang-goyang," ujarnya.

 

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kelas II Pasuruan, Rully Oktavia Hermawan mengatakan, hingga pukul 15.00 WIB setidaknya telah terjadi gempa susulan. Gempa tersebut dirasakan mulai dari Pulai Bawean, Gresik, Tuban, Jepara, Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Kudus, Blora, Pekalongan, Nganjuk, Pacitan Trenggalek, Tulungagung, Sidoarjo, Madiun, Pasuruan, Malang Semarang, Yogyakarta, Banjarmasin, hingga Sampit.

 

Penyebab gempa, kata dia, adalah sesar lokal di Laut Jawa dengan mekanisme sumber pergerakan sesar geser (strike slip). Ia menegaskan, gempa yang terjadi tidak berpotensi tsunami

 

"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada terhadap gempa susulan," kata dia. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement