Sabtu 23 Mar 2024 13:19 WIB

PBNU Ajak Masyarakat Bantu Korban Gempa di Bawean

PBNU mengajak masyarakat untuk membantu korban yang terdampak gempa di Bawean.

Rep: Muhyiddin/ Red: Bilal Ramadhan
Sepeda motor rusak akibat tembok runtuh akibat gempa bumi di Surabaya, Jawa Timur. PBNU mengajak masyarakat untuk membantu korban yang terdampak gempa di Bawean.
Foto: AP
Sepeda motor rusak akibat tembok runtuh akibat gempa bumi di Surabaya, Jawa Timur. PBNU mengajak masyarakat untuk membantu korban yang terdampak gempa di Bawean.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) mengajak masyarakat Indonesia untuk membantu  korban bencana yang terjadi di beberapa daerah Indonesia, termasuk masyarakat yang terdampak gempa di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. 

"Kita mengajak segenap masyarakat untuk bergerak, peduli dalam kerja sama, bahu-membahu satu sama lain untuk membantu saudara kita yang saat ini dirundung dampak dari bencana di Sumatera Barat dan Jawa Tengah dan gempa di Bawean," ujar Gus Fahrur dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (23/3/2024). 

Baca Juga

Seperti diketahui, pada Jumat (32/3/2024) kemarin gempa melanda daerah Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, dan sekitarnya. Titik gempa berada tidak jauh dari Pulau Bawean yang berletak di sebelah utara Tuban dan Gresik. Sehingga, masyarakat Bawean pun cukup banyak yang terdampak.

Rumah masyarakat Bawean ada yang roboh maupun mengami dinding retak. Selain itu, Masjid Al Muhajirin Balikbakgunung, Desa Gunung Teguh, Kecamatan Sangkapura juga mengalami kerusakan berat dan hampir rata dengan tanah. 

Belum diketahui jumlah korban meninggal atau korban luka-luka akibat gempa berkekuatan 6,5 Magnitudo tersebut. Namun, pada Jumat malam, masih banyak warga Bawean yang tidur di luar rumah lantaran takut terjadi gempa susulan lagi. 

Berdasarkan hasil monitoring BMKG hingga Jumat (22/3/2024) pukul 20.00, setidaknya telah terjadi aktivitas gempa sebanyak 64 kali di daerah Jawa Timur. Dengan magnitudo rentang berkisar antara 2,7 yang paling kecil dan paling besar 6,5. 

Selain mengajak untuk membantu warga Bawean, Gus Fahrur juga mengimbau kepada masyarakat untuk terus membantu korban banjir yang terjadi di beberapa daerah Indonesia. Menurut dia, masyarakat bisa menyalurkan sebagian hartanya melalui lembaga amil zakat nasional yang resmi seperti Lazisnu PBNU. 

Sementara ini, Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lazisnu PBNU) telah mengumpulkan dana senilai Rp 9 miliar untuk membantu warga terdampak bencana banjir di Sumatera Barat (Sumbar) dan Jawa Tengah (Jateng).

"Dana tersebut akan segera disalurkan dalam bentuk bantuan logistik yang meliputi makanan, selimut, dan hal lain yang diperlukan melalui koordinasi dengan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PBNU," ucap Gus Fahrur. 

Menurur dia, PBNU memiliki organ penanganan bencana yang disebut NU Peduli. NU Peduli ini terdiri atas berbagai unsur, termasuk Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) serta Lazisnu yang berperan dalam penyaluran logistik. 

"Kita mengimbau kepada masyarakat khususnya warga NU untuk ikut bergerak membantu melalui Lazisnu setempat atau langsung ke lokasi bencana, semoga bisa segera meringankan beban mereka yang terkena musibah dan insyaallah pahalanya sangat besar di sisi Allah SWT," kata Gus Fahrur.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement