Sabtu 23 Mar 2024 21:35 WIB

Kemenag Ajak Pemuda Katolik Jadi Pelayan Rakyat Kecil    

Pemuda Katolik menggelar KKL II 2024

Kursus Kepemimpinan Lanjut (KKL) II 2024 di Kota Cirebon. Kegiatan ini mengundangg pula tokoh agama.
Foto: Dok Pribadi
Kursus Kepemimpinan Lanjut (KKL) II 2024 di Kota Cirebon. Kegiatan ini mengundangg pula tokoh agama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pascapenetapan hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2024, Pemuda Katolik merasa perlu terlibat dalam roadmap akselerasi Pembangunan bangsa menuju Indonesia Emas 2045. 

Peran keterlibatan Pemuda Katolik ini menjadi tema sentral Kursus Kepemimpinan Lanjut (KKL) II Pemuda Katolik 2024 yang diselenggarakan di Kota Cirebon dan Kabupaten Kuningan, 22-24 Maret 2024.

Baca Juga

Mengusung tema, “Kiprah Strategis dan Akseleratif Kader Pemuda Katolik Pasca Pemilu 2024”, KKL II kali ini menjadi istimewa karena menjadi moment mengevaluasi sepak terjang dan akselerasi kader Pemuda Katolik yang baru saja terlibat di Pemilu 2024. 

Ketua Umum Pemuda Katolik, Stefanus Asat Gusma, mengatakan dalam lanskap Pemuda Katolik sebagai organisasi genetik, maka organisasi ini adalah organ kaderisasi dan secara institusional Pemuda Katolik adalah organisasi Masyarakat. Untuk itu keterlibatan para kader Pemuda Katolik di kontestasi Pemilu 2024 adalah sebuah panggilan hati menjiwai tata dunia. 

Kiprah kader Pemuda Katolik pascapemilu itu menjadi isu sentral yang dibahas pada KKL II. “Pascapemilu, ada 35 kader Pemuda Katolik sesuai rekapitulasi KPU yang terpilih menjadi DPRD Provinsi maupun kabupaten/kota. Sedangkan 74 kader Pemuda Katolik terlibat dalam Penyelenggara Pemilu,” ujar Gusma, Sabtu (23/3/2024) dalam keterangannya.

Sebutnya lagi, Pemuda Katolik berusaha memaksimalkan eksistensi dan perannya dalam kehidupan sosial politik kemasyarakatan. 

Sebab kader Pemuda Katolik adalah bagian dari struktur kebangsaan yang ada di Indonesia. Dengan ambil bagian dalam pemerintahan, peran Pemuda Katolik menjadi semakin diperhitungkan, organisasi yang berpengaruh dan berkarakter. 

Terkait KKL II, Gusma mengatakan KKL merupakan jenjang tertinggi formasi kaderisasi organisasi Pemuda Katolik nasional. Setiap kader harus bersungguh-sungguh melakukan update dan upgrade diri, utamanya aspek kepemimpinan.

KKL II kali ini dibuka oleh Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama, Suparman Sirait didampingi Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kemendag RI Krisna Ariza, mewakili Gubernur Jawa Barat, Kadis Disporan Jawa Barat, Gilang Sailendra. Mewakili Pj Wali Kota Cirebon, Kesra Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Sutikno dan sejumlah Organisasi Kemasyarakatan Kepemudaan, Ormas Katolik, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tamu undangan lainnya.

Dirjen Bimas Katolik dalam sambutannya mengajak Pemuda Katolik untuk menyadari keterlibatannya sebagai organisasi bernafaskan doktrin dan ajaran Gereja Katolik, dan terus bergerak dalam rel ideologi Pancasila dan konstitusi negara. 

Terkait tema KKL II, Suparman menambahkan menjadi pimpinan itu mudah sekali tetapi menjadi pemimpin itu sulit. Maka sebagai wadah pengkaderan, organisasi Pemuda Katolik harus mampu bertransformasi menjadi perahu konsolidasi kader Katolik lewat

Pembangunan dan penguatan etalase politik Katolik dan etalase politik konsolidasi. “Tetapi lebih dari itu, modal dasar Pemuda Katolik adalah terlibat melayani orang-orang kecil, miskin, dan tak berdaya,” kata dia.

KKL II Pemuda Katolik tahun ini akan dilewati dengan berbagai seminar dan materi yang dibawakan oleh hierarki, para professional, akademisi, para senior, dan aktivis lainnya. Selain seminar dan materi, pada hari ketiga diadakan toleransi trip ke Pasebon Tri Panca Tunggal. Selain itu tour rohani ke Goa Maria Fatima Sawer Rahmat, dan ke Paroki Cisantana.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement