Ahad 24 Mar 2024 03:00 WIB

Pembiayaan Air dan Sanitasi tak Bisa Diselesaikan dengan Cara Biasa

Pembiayaan alternatif adalah kuncinya.

Warga antre untuk mendapatkan air bersih saat distribusi air bersih di desa Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (19/10/2023).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warga antre untuk mendapatkan air bersih saat distribusi air bersih di desa Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (19/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Of Wash UNICEF Indonesia Kannan Nadar menyampaikan, untuk mewujudkan target rencana SDG 6 yang dicanangkan pemerintah Indonesia, diperlukan dana 45 miliar dolar AS hingga 2030.

Dia menyebut, kesenjangan pembiayaan berdasarkan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) saat ini adalah sekitar Rp 113 triliun untuk air dan sanitasi. Kannan menilai, pendekatan "bisnis seperti biasa" tidak akan membantu menyelesaikan kesenjangan finansial yang besar ini.

Baca Juga

"Pembiayaan alternatif, termasuk kredit mikro, pembiayaan perbankan, dan mobilisasi dana sosial Islam, serta menarik pemain non-tradisional adalah kuncinya," kata Kannan dilansir ANTARA, Sabtu (23/3/2024).

Ia melanjurkan, Indonesia sudah mempunyai beberapa contoh bagus dalam hal ini. Lebih dari 840 ribu pinjaman dengan total Rp 1,9 triliun telah memberikan manfaat kepada 4,3 juta orang (91 persen perempuan) dengan peningkatan akses WASH.

Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Anas Ma’ruf menyebut, data dari Bappenas, yang menyebutkan bahwa kebutuhan pendanaan untuk mencapai akses 100 persen akses air minum adalah Rp 1.651 triliun.

Menurutnya, pemerintah memprediksi sampai dengan 2030, akses air minum aman baru tercapai sebesar 45 persen, yang berarti membutuhkan dana sebanyak Rp 367 triliun. "Kebutuhan sebesar itu, tidak mungkin akan ditangani sendiri oleh pemerintah melalui APBN," kata Anas.

Dengan begitu, perlu kolaborasi dengan semua pihak melalui skema pembiayaan alternatif yang selama ini sudah mulai tumbuh, baik oleh lembaga keuangan dan nonkeuangan.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement