Ahad 24 Mar 2024 09:36 WIB
Red: Agung Sasongko
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Rusia digemparkan serangan teror penembakan massal di dekat ibu kota Moskow, Jumat (22/3) malam. Setidaknya 115 orang tewas dan 100 lebih terluka, lapor pihak berwajib.
Serangan ini terjadi tak sampai seminggu setelah Presiden Vladimir Putin kembali memenangkan pilpres.
Lewat pernyataan di TV nasional, Putin menyebut pelaku tertangkap basah ‘sedang menuju ke Ukraina' — sambil berjanji akan menghukum keras pelaku.
ISIS mengklaim pihaknya berada di balik serangan tersebut, yang lalu dibenarkan dua pejabat AS berdasarkan informasi intelijen.
Rusia dilaporkan tengah menyelidiki dugaan keterlibatan Ukraina, meski Ukraina telah membantahnya.
Pihak Gedung Putih menyebut telah membagikan informasi kepada intelijen Rusia akan kemungkinan serangan 'ekstremis' di Moskow pada awal bulan ini.
Pihak Rusia sendiri mengaku telah menggagalkan rencana ISIS-K untuk menyerang sebuah sinagoge, kata badan keamanan Rusia, FSB, pada 7 Maret.