REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mengajak masyarakat memanfaatkan tarif integrasi angkutan umum untuk menghemat biaya transportasi.
"Terkait dengan teknologi, tentu kami terus melakukan inovasi yang kami harapkan ke depan, saat ini sudah ada tarif integrasi MRT, LRT dan TransJakarta dalam rentang tiga jam itu cukup dengan Rp 10 ribu," kata Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo di Jakarta, Sabtu (23/3/2024).
Ia mencontohkan warga dari Lebak Bulus yang hendak menuju Kota (Jakarta) hanya perlu membayar maksimal Rp 10 ribu. "Jadi ibaratkan ada pelanggan dari Lebak Bulus mau ke Kota. Jika biasanya menggunakan MRT, dan lanjut dengan TransJakarta itu harus bayar Rp 17.500, karena Rp 14.000 dari Lebak Bulus sampai HI, kemudian Rp 3.500 dari Bundaran HI ke Kota," ujarnya.
Apabila penumpang tersebut menggunakan tarif integrasi, katanya, hanya membayar Rp 8.500-Rp 10.000. Dengan demikian, kata dia, penumpang transportasi umum dapat meningkat seiring murahnya biaya transportasi.
"Nah dengan itu kita lihat mulai ada peningkatan jumlah penumpang," kata Syafrin.
Cara mengaktivasi kartu transportasi untuk kemudian dapat menggunakan tarif integrasi, yakni warga menempelkan kartu uang elektronik ke mesin Balance Check Terminal (BCT) hingga proses selesai. Jika proses pemindaian selesai akan muncul status kartu yang belum aktif di layar BCT.
Selanjutnya, angkat kartu dari mesin kemudian tap kembali kartu elektronik ke BCT, kemudian tunggu sebentar hingga proses selesai.
Jika proses sudah selesai, layar BCT akan menunjukkan keterangan "Kartu Intermoda: Aktif" dan selanjutnya kartu transportasi sudah aktif.
Setelah kartu transportasi sudah berhasil diaktifkan, warga harus menghubungkan dengan aplikasi JakLingko agar bisa menggunakan kartu transportasi dengan tarif integrasi.
Caranya, warga mengunduh aplikasi JakLingko lalu masukkan nomor kartu uang elektronik di aplikasi tersebut. Setelah itu, pengguna bisa menikmati ongkos murah tarif integrasi.