Ahad 24 Mar 2024 16:05 WIB

Ukraina Bantah Keterlibatan dalam Penembakan Massal di Moskow

Ukraina menganggap tuduhan ini adalah kebohongan lain dari Rusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Situasi pascapenembakan massal di Moscow
Foto: VOA
Situasi pascapenembakan massal di Moscow

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Direktorat Utama Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina Andriy Yusov menegaskan negaranya tidak terlibat dalam serangan di aula konser di Moskow. Ia mengatakan indikasi Rusia mengaitkan serangan itu dengan Ukraina sama sekali tidak sesuai kenyataan.

Badan keamanan Rusia FBS mengatakan empat teroris serangan di Crocus City Hall ditangkap saat hendak ke perbatasan Ukraina. FSB mengatakan empat orang itu memiliki kontak di Ukraina. "Ini tentu kebohongan lain dari dinas khusus Rusia yang tidak sesuai dengan kenyataan dan tidak tahan terhadap kritikan apa pun," kata Yusov, Sabtu (23/3/2024).

Baca Juga

"Ukraina tentu saja tidak terlibat dalam serangan teror ini. Ukraina sedang mempertahankan kedaulatannya dari penjajah Rusia, membebaskan wilayahnya sendiri dan bertempur melawan tentara penjajah dan target militer, bukan warga sipil," tambahnya.

Pernyataannya senada dengan penasihat kepresidenan Mykhailo Podolyak yang menyangkal keterkaitan Ukraina dalam serangan di Moskow tersebut pada Jumat (22/3/2024) malam dan sekali lagi pada hari Sabtu. "Setiap upaya untuk menghubungkan Ukraina dengan serangan teroris sama sekali tidak dapat dipertahankan," kata Podolyak di media sosial X.

Rusia mengatakan mereka menangkap empat pria bersenjata yang pelaku penembakan massal di gedung konser di dekat Moskow. Presiden Vladimir Putin berjanji untuk melacak dan menghukum mereka yang berada di balik serangan tersebut.

Kelompok militan Islamis ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut namun ada indikasi Rusia sedang mengejar hubungan dengan Ukraina. Meskipun Ukraina membantah keras terlibat dalam serangan itu.  

Komite Investigasi Rusia mengatakan, 133 orang tewas dalam serangan tersebut terbunuh. Sebelumnya tanpa mengutip sumber, redaktur stasiun televisi pemerintah Margarita Simonyan, menyebutkan jumlah korban sebanyak 143 orang.

Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Putin mengatakan 11 orang ditahan, termasuk empat pria bersenjata. "Mereka mencoba bersembunyi dan bergerak ke arah Ukraina, di mana, menurut data awal, sebuah jendela telah disiapkan untuk mereka di sisi Ukraina untuk melintasi perbatasan negara," katanya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement