REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin mencari cara untuk mengalihkan kesalahan atas pembantaian di aula konser dekat Moskow pada Jumat (22/3/2024). Hal ini ia sampaikan dalam pidato rutinnya. "Jelas Putin dan penjahat lainnya mencoba menyalahkan orang lain," kata Zelenskyy, Sabtu (23/3/2024).
"Metode mereka selalu sama, kita semua sudah pernah melihatnya, menghancurkan dan menembaki dan meledakan gedung-gedung. Dan mereka selalu mencari orang lain untuk disalahkan," tambahnya.
Pemberontak Chechnya sebellumnya sempat menuduh dinas rahasia Rusia dalang pengeboman apartemen di Moskow, Buynkask dan Volgodonsk. Rusia kemudian menyalahkan Chechnya atas serangan yang menewaskan lebih 200 orang di Rusia pada tahun 1999 itu, lalu mendorong Putin yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri mengirim kembali pasukan ke Chechnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Zelenskyy, adalah satu-satunya kepala negara yang cukup gila untuk menyalahkan Rusia atas serangan teroris. Sebelumnya Putin mengatakan 11 orang ditahan termasuk empat orang bersenjata.
"Mereka mencoba bersembunyi dan bergerak menuju Ukraina, dimana menurut data awal, terdapat jendela yang disiapkan untuk mereka di perbatasan sisi Ukraina untuk menyeberang perbatasan," kata Putin.
Zelenskyy mengatakan, Putin seharusnya menggunakan pasukannya untuk memerangi terorisme di dalam negeri dibandingkan menginvasi Ukraina. "Mereka mengirim ratusan ribu teroris mereka sendiri ke sini, ke tanah Ukraina, untuk berperang melawan kami, dan mereka tidak peduli pada apa yang terjadi di dalam negara mereka sendiri," kata Zelenskyy.
"Kemarin, ketika semua ini terjadi, dibandingkan mengatasinya dengan warga negara Rusia, menyapa mereka, Putin yang pengecut justru bungkam selama 24 jam, berpikir bagaimana mengaitkannya dengan Ukraina, jelas semuanya sudah diprediksi," kata Zelenskyy.