Ahad 24 Mar 2024 21:11 WIB

Demokrat Dukung Rencana Perbesar Koalisi Pendukung Prabowo-Gibran

Demokrat menegaskan koalisi besar pendukung Prabowo-Gibran harus solid.

Rep: Febryan A/ Red: Agus raharjo
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat (PD) Herzaky Mahendra Putra menjawab pertanyaan wartawan usai acara konferesi pers terkait kasus hukum yang menimpa Gubernur Papua yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Papua Lukas Enembe di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (29/9/2022). Partai Demokrat menonaktifkan Lukas Enembe dari jabatan Ketua DPD Partai Demokrat Papua sebagai bentuk konsisten mendukung setiap upaya penegakan hukum termasuk kasus korupsi. Republika/Prayogi.
Foto: Republika/Prayogi.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat (PD) Herzaky Mahendra Putra menjawab pertanyaan wartawan usai acara konferesi pers terkait kasus hukum yang menimpa Gubernur Papua yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Papua Lukas Enembe di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (29/9/2022). Partai Demokrat menonaktifkan Lukas Enembe dari jabatan Ketua DPD Partai Demokrat Papua sebagai bentuk konsisten mendukung setiap upaya penegakan hukum termasuk kasus korupsi. Republika/Prayogi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat menyatakan mendukung upaya Prabowo Subianto ataupun Partai Gerindra memperbesar koalisi partai politik pendukung Prabowo-Gibran. Menurutnya, rencana tersebut bagus karena memang perlu banyak kekuatan untuk membangun Indonesia.

"Menurut kami, ini (upaya memperbesar koalisi) bagus-bagus saja. Semakin banyak kekuatan yang bergabung untuk membangun negeri ini, kan berarti makin banyak elemen bangsa yang terlibat," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra kepada Republika.co.id, Ahad (24/3/2024).

Baca Juga

Selain setuju dengan rencana tersebut, kata Herzaky, Partai Demokrat juga menyadari bahwa penentuan soal penambahan partai merupakan hak prerogatif Prabowo sebagai presiden terpilih. Lebih dari pada itu, Demokrat juga berkomitmen untuk terus mendukung gagasan positif dari Prabowo selaku pemimpin koalisi.

"Beliau juga pemimpin koalisi ini, sehingga kami apapun yang menjadi pemikiran, pandangan beliau ke depan yang terbaik buat negeri ini, ya kami akan terus mendukung, kami akan dukung," kata Herzaky.

Koalisi Indonesia Maju (KIM), nama koalisi partai politik pengusung Prabowo-Gibran, kini terdiri atas sembilan partai politik. Empat di antaranya partai parlemen, yakni Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat.

Menurut Herzaky, membangun Indonesia tantangannya kompleks. Sebab, situasi dapat berubah dengan cepat dengan kondisi dunia seperti sekarang. Karena itu, menurutnya, koalisi besar pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran nanti harus solid.

Sebagai catatan, partai yang ikut mendukung pemerintahan selalu mendapatkan jatah kursi menteri di kabinet. Terkait hal ini, Herzaky enggan menjawab secara lugas pertanyaan apakah pihaknya tidak khawatir jatah kursi menteri untuk Demokrat berkurang karena ada partai tambahan.

"Terkait kami apakah khawatir atau tidak berkurang jatah kursi menteri, ya itu kan lagi-lagi hak prerogatif Pak Prabowo sebagai presiden terpilih (untuk menentukan pengisian kursi menteri)," ujarnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, pasangan capres-cawapres pemenang Pilpres 2024, Prabowo-Gibran akan berupaya membangun koalisi besar demi memajukan Indonesia secara bersama-sama.

"Kita akan terus membangun koalisi besar dengan berbagai macam partai politik yang ada di Senayan dan komunikasi itu sekarang sudah berlangsung," kata Muzani di rumah Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2024).

Muzani menyebut, komunikasi dengan partai politik yang bukan pendukung Prabowo-Gibran sejauh ini hasilnya positif. Perkataan Muzani itu terbukti ketika ketua umumnya, Prabowo Subianto menemui Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Jumat (22/3/2024).

Usai keduanya menggelar pertemuan tertutup di Nasdem Tower, Prabowo berkata kepada awak media bahwa dirinya mengajak Nasdem bergabung dalam koalisi partai pendukung pemerintahannya. Adapun Paloh mengklaim bahwa kemungkinan partainya bergabung masih 50:50.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement