Ahad 24 Mar 2024 21:46 WIB

Sempat Menguat Sebelum Pemilu, Munculnya Kekuatan Oposisi di Indonesia Kembali Melemah

Kekuatan opoisisi di Indonesia terindikasi kembali melemah,

Rep: Muhammad Subarkah/ Red: Partner
.
Foto: network /Muhammad Subarkah
.

Tokoh pergerakan mahasiswa, Hariman Siregar (kiri) dalam sebuah diskusi mengenai politik dan demokrasi di Indonesia di Markas Indemo, Jakarta.
Tokoh pergerakan mahasiswa, Hariman Siregar (kiri) dalam sebuah diskusi mengenai politik dan demokrasi di Indonesia di Markas Indemo, Jakarta.

Baru saja diumumkan siapa pemenang Pemilu 2024, langsung saja tanda-tanda munculnya opisisi di Indonesia kembalu melemah. Semula ,menjelang kampanye tanda itu terlihat kuat. Di mana-mana terdengar pendapat akan perlunya mekanisme 'chek and balanced' dalam kehidupan kenegaraan Indonesia sebagai wujud sebagai negara demokrasi.

Tokoh pergerakan Mahasiswa Hariman Siregar mengatakan arah demokrasi harus diselamatkan. Ini penting untuk menjaga kestabilan kehidupan bangsa.

‘’Oposisi memang harus ada dalam negara demorasi sebagai sarana 'chek and balanced' dalam pemerintahan dan kenagaraan. Tapi tanda-tanda atau implementasinya kok sekarang melemah lagi. Belum apa-apa, yakni baru diumumkan siapa pemenang pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) langsung terkesan menurun,’’ kata Hariman Siregar, di Markas Indonesia, Pasar Baru, Jakarta, Jumat (22/03/2024).

Kehidupan ke depan akan banyak tantangan. Pemerintah harus berhati-hati karena rakyat terlihat masih hidup dalam kegamangan. Mereka masih bertanya-tanya tentang nasibnya di masa depan.

Dosen sejarah Universitas Indonesia, Zaenal Airlangga mengatakan tugas pemerintahan masa depan adalah menjaga demokrasi tetap eksis. Ini penting karena pemilih Indonesia adalah irasional. Mereka belum terlalu tertarik untuk mendalami arti demokrasi secara sesungguhnya.

“Secara psikologi kesadaran masyarakat belum terbangun. Mereka belum tercerahkan dengan baik. Ini juga kesalahan karena masyarakat selama ini lebih banyak menjadi obyek politik. Sehingga ketika ditawarkan dengan perubahan mereka tidak terlalu paham. Di sinilah mau tidak mau harus ada pendidikan politik. Terutama ini ditujukan kepada generasi muda agar mereka tidak teralienasi dari politik,’’ kata Zainal.


Demokrasi Indonesa semakin prosedural

Demokrasi pada saat sekarang dipahami secara praktis atau prosedeural saja. Hal-hal yang ideal sehingga demokrasi menjadi sebuah hal substansial masih perlu dikerjakan lebih serius.’

Inilah tugas partai politik di masa sekarang. Mereka harus membuat pendidikan politik sehingga dapat menarik generasi muda. Mereka akhirnya tidak apatis dan asyik sendiri, serta bersikap pragmatis,'' lankit Zainal

Menyinggung masalah demokrasi Indonesia di masa depan, Hariman kembali mengatakan demorkasi Indonesia nanti masih akan dikendalikan partai politik. Selanjutnya partai politik akan dikendalikan orang kaya (oligarkhi). ‘’Dalam kondisi sekarang hingga enam bulan ke depan memang tidak pupus. Tapi meski begitu tidak akan dapat dihilangkan.’’

‘’Di seluruh dunia demokrasi juga masih banyak masalah. Hal ini misalnya bagaimana demokrasi menghadapi populisme yang masih kuat di seluruh dunia. Namun, yang paling penting mulai sekarang generasi muda harus dipahamkan soal demokrasi. Mereka tahu akan demokrasi yang substansial tapi mereka tak peduli,’’ tegas Hariman kembali.

sumber : https://algebra.id/posts/297204/sempat-menguat-sebelum-pemilu-munculnya-kekuatan-oposisi-di-indonesia-kembali-melemah
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement