Senin 25 Mar 2024 18:05 WIB

Soroti Fenomena Bunuh Diri Remaja, APTIK: Ada Kerapuhan Mental di Lingkungan Kampus

APTIK menilai perlu ada kerja sama dan pengembangan konseling tepat bagi mahasiswa

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK)  menyoroti dampak signifikan kurikulum pengajaran dengan merebaknya femonena kerapuhan mental di kampus. Meski angka persoalan kesehatan mental belum terdata secara akurat, tapi masalah kecemasan, depresi, dan bunuh diri di kalangan remaja di era digital disebut cukup menjadi keprihatinan bersama.
Foto: dok istimewa
Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) menyoroti dampak signifikan kurikulum pengajaran dengan merebaknya femonena kerapuhan mental di kampus. Meski angka persoalan kesehatan mental belum terdata secara akurat, tapi masalah kecemasan, depresi, dan bunuh diri di kalangan remaja di era digital disebut cukup menjadi keprihatinan bersama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK)  menyoroti dampak signifikan kurikulum pengajaran dengan merebaknya femonena kerapuhan mental di kampus. Meski angka persoalan kesehatan mental belum terdata secara akurat, tapi masalah kecemasan, depresi, dan bunuh diri di kalangan remaja di era digital disebut cukup menjadi keprihatinan bersama.

"Asosiasi merasa perlu kerja sama agar mahasiswa tidak merasa terisolasi dan bagaimana lembaga konseling dapat secara tepat mengenali gejala yang ada dan secara tepat juga bisa mengatasinya," ucap Ketua APTIK BS Kusbiantoro dalam siaran pers, Sabtu (23/3/2024).

Hal itu dia sampaikan pada kongres ke 41 di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta. Salah satu bahasan khusus adalah munculnya paradigma baru 'BANI' atau brittle, anxiety, non-linear, dan illusion of predictability yang menggeser konsep lama, VUCA alias vlatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity sebagai era desruptif terbaru.

Paradigma VUCA menguasai pemikiran global pada awal tahun 90-an dan kini bergeser ke paradigma BANI yang muncul sejak 2020 sebagai akibat pengaruh globalisasi yang menciptakan kompleksitas dan ketidakpastian meluas di dunia.

Konsep dari  rittle dari BANI memunculkan the illusion of strength, yaitu pandangan bahwa lembaga yang kita anggap kuat ternyata rapuh. Sedangkan anxiety, memunculkan the illusion of control, apa yang diharapkan sangat berbeda dengan kenyataan yang dihadapi.

Sementara konsep non-linear menghasilkan the Illusion of predictability seperti kemunculan pandemi Covid-19, chat GPT, dan disrupsi teknologi lainnya. Dan terakhir, mengenai konsep Illusion of predictability dari paradigma BANI tadi, yang menghasilkan the illusion of knowledge seperti limpahan data dan informasi ternyata justru ikut menghasilkan limpahan hoax yang luar biasa.  

“APTIK merasa perlu mengantisipasinya melalui segala bentuk adaptasi yang diperlukan guna mencegah terjadinya kerapuhan mental yang kini kian meluas di lingkungan kampus-kampus di dalam dan di luar negeri. Kecemasan, depresi, dan bunuh diri yang terjadi itu merupakan bagian dari illusion of control,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Yayasan Atma Jaya Linus M Setiadi mengatakan, agenda yang perlu menjadi perhatian bersama adalah bentuk kolaborasi dalam skala yang lebih luas, baik dari kalangan internal APTIK sendiri, pemerintah, dan dunia industri. Mengingat peran dan fungsi pendidikan tinggi yang saat ini menghadapi gugatan yang cukup serius.  

“Selain membahas adaptasi kurikulum terhadap paradigma disrupsi yang terbarukan ini, kolaborasi dan pengembangan kepedulian sebagai identitas Katolik untuk bisa menjadi jawaban terhadap persoalan-persoalan di tengah masyarakat sudah saatnya dilakukan secara simultan bersama dan fokus,” kata Linus.

Linus juga menekankan, kongres kali ini sebagai upaya profleksi bagi APTIK sendiri untuk maju dan bersinergi bersama menyumbangkan karya terbaik untuk bangsa dan negara. APTIK hendaknya mendorong anggotanya untuk tumbuh bersama serta menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga professional dan peduli atau memiliki intellectual humility.

Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Yuda Turana, juga menyatakan dukungannya terhadap kolaborasi dan sinergi yang dilakukan oleh APTIK. Sebagai bagian dari APTIK, saat ini pihaknya mendapat kehormatan sebagai tuan rumah 40 tahun APTIK.

"Menghadapi berbagai tantangan ke depan, meningkatkan SDM unggul dan berdaya saing, perlu suatu kolaborasi dan sinergisme berbagai keunggulan keilmuan lintas perguruan tinggi,” ujar Yuda Turana.   

Lebih lanjut Prof. Yuda juga menjelaskan, kolaborasi di bidang tridharma dengan kesamaan misi dan visi di lingkungan APTIK diharapkan tidak hanya menghasilkan berbagai inovasi revolusioner, namun juga generasi muda yang berkarakter tangguh.

"Sebaran tenaga ahli berkualitas internasional dengan latar belakang keilmuan berbeda dan networking international yang luas di lingkungan APTIK, tentunya akan meningkatkan daya saing APTIK ke jenjang Internasional," jelas dia.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement