Senin 25 Mar 2024 17:46 WIB

Laba Bersih Telkom Tumbuh, Ini Penyebabnya

Mitratel merupakan tower provider terbesar di Asia Tenggara.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Foto: dok Telkom
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mencatat kinerja keuangan yang positif sepanjang 2023. Perseroan membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp 149,2 triliun atau tumbuh sebesar 1,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, memaparkan, laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) perseroan tercatat sebesar Rp 77,6 triliun dengan EBITDA margin pada 52,0 persen. Sementara itu, laba bersih perseroan tumbuh dua digit sebesar 18,3 persen YoY menjadi Rp 24,6 triliun pada akhir 2023.

Baca Juga

"Dengan fokus pada transformasi dan implementasi strategi utama 5 Bold Moves, Alhamdulillah, Telkom tetap mampu mencatat kinerja positif baik keuangan maupun operasional," ujar Ririek dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (25/3/2024).

Ririek menyampaikan, kontribusi terbesar datang dari segmen bisnis Data, Internet & IT Service yang tumbuh 6,5 persen YoY menjadi Rp87,4 triliun. Adapun IndiHome dan layanan Interkoneksi juga catat pertumbuhan pendapatan yang cukup memuaskan pada 2,7 persen YoY dan 7,0 persen YoY.

"Telkom menunjukkan sinyal positif dan mendorong kami untuk terus melanjutkan transformasi," ucap Ririek.

Pada segmen Mobile dan Consumer, lanjut Ririek, Telkomsel selaku anak usaha Telkom mencatatkan kinerja positif mencapai Rp 102,4 triliun. Pencapaian tersebut utamanya didorong pertumbuhan Digital Business hingga 7,6 persen YoY menjadi Rp78,5 triliun dengan kontribusi dari total pendapatan sebesar 88,0 persen dari tahun sebelumnya 81,9 persen. 

Ririek mengatakan Telkomsel terus fokus pada peningkatan market share dengan jumlah pelanggan mobile mencapai 159,3 juta dan pelanggan IndiHome residensial (B2C) 8,7 juta pada akhir 2023. Implementasi Fixed Mobile Covergence yang ditandai dengan penggabungan usaha IndiHome ke Telkomsel mulai menunjukkan sinyal positif. 

"Telkomsel kian fokus pada produktivitas market share melalui pendekatan yang berprioritas pada pelanggan dengan mengoptimalkan prinsip Customer Value Management (CVM)," sambung Ririek. 

Ririek mengatakan efisiensi baik dari belanja modal maupun belanja operasional memperlihatkan hasil yang baik. Dia berharap potensi peningkatan pendapatan dari sinergi keduanya dapat menunjukkan hasil yang baik.

Pada segmen Enterprise, perseroan membukukan pendapatan Rp 18,2 triliun yang dikontribusi dari solusi B2B Digital IT Services dan Enterprise Connectivity. Telkom terus memperkuat kapabilitas di bisnis cloud melalui kerja sama strategis dengan pemain teknologi global, di samping terus meningkatkan kualitas dalam memberikan solusi digital kepada pelanggan. 

Segmen Enterprise juga meluncurkan Indibiz yang menyasar UKM dengan berbagai solusi yang tersedia, seperti Indibiz Ruko, Indibiz Finance, Indibiz Education, dan Indibiz Hotel. 

"Selain UKM, Telkom juga fokus menggarap potensi bisnis yang ada di pemerintahan, BUMN, dan korporasi swasta yang dijalankan oleh tujuh Telkom Regional dan unit bisnis," lanjut Ririek. 

Selanjutnya, segmen Wholesale dan International mencatat pendapatan Rp 16,9 triliun atau tumbuh 9,6 persen YoY dikontribusi pertumbuhan pada bisnis layanan suara wholesale internasional dan bisnis infrastruktur digital. Hal ini juga tidak lepas dari dukungan Telin selaku anak usaha Telkom yang bergerak di bisnis telekomunikasi internasional.

Ririek mengatakan untuk bisnis data center, TelkomGroup memiliki dan mengelola 32 data center yang tersebar di empat negara (Indonesia, Singapura, Hong Kong, dan Timor Leste) dengan rata-rata utilisasi hingga 70 persen. Mayoritas data center tersebut memiliki klasifikasi  tier 3 dan 4 dengan total kapasitas hingga 42 MW. 

"Sepanjang 2023, bisnis data center dan cloud perseroan membukukan pendapatan Rp 1,9 triliun atau tumbuh 14,8 persen YoY," ucap dia. 

Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel menutup 2023 dengan kinerja cemerlang dan pertumbuhan double digit pada pendapatan, EBITDA, dan laba bersih. Mitratel mencatat pendapatan Rp 8,6 triliun atau tumbuh 11,2 persen YoY, didorong oleh pendapatan sewa menara. EBITDA dan laba bersih tumbuh masing-masing sebesar 12,7 persen dan 12,6 persen YoY dengan margin keduanya yang semakin baik senilai 80,5 persen dan 23,4 persen. 

Ririek menyampaikan, Mitratel merupakan tower provider terbesar di Asia Tenggara dari sisi kepemilikan tower yang memiliki 38.014 tower dengan tenancy ratio yang meningkat cukup baik dari 1,47 kali di 2022 menjadi 1,51 kali pada akhir 2023. Dari sisi operasional, jumlah kolokasi dan jumlah penyewa juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 16,9 persen dan 10,4 persen YoY. 

"Pada periode tersebut Mitratel membukukan kinerja keuangan yang kian kuat dengan leveraging ratio yang relatif rendah, yakni rasio net to debt EBITDA sebesar 2,2 kali," ungkap Ririek. 

Mengikuti implementasi inisiatif FMC, selanjutnya Telkom kini tengah fokus mempersiapkan implementasi strategi DCCo. Telkom melalui anak usahanya Telkom Data Ekosistem (NeutraDC) fokus mengembangkan bisnis Hyperscale Data Center dan Enterprise Data Center untuk melayani kebutuhan korporasi besar dari berbagai segmen pelanggan. 

"Edge Data Center yang dimiliki difokuskan untuk mendukung layanan pemerintah lokal, operator telekomunikasi dan provider internet lokal, serta pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di seluruh Indonesia," ujarnya. 

Untuk 2024, lanjut Ririek, Telkom akan meningkatkan kapasitas data centernya dari 42 MW menjadi 55 MW, yang didorong oleh peningkatan kapasitas Hypercale Data Center Cikarang sebesar 13 MW. Selain itu, Telkom juga terbuka dan aktif membangun kerja sama dengan mitra strategis dalam mengembangkan kapasitas dan kapabilitas data center.

Perseroan juga dalam proses mempersiapkan implementasi InfraCo di mana entitas barunya telah dibentuk dengan nama Telkom Infrastruktur Indonesia pada akhir 2023. Ririek menyebut Telkom Infrastruktur Indonesia dipersiapkan untuk menjadi penggerak utama perseroan dalam penciptaan nilai tambah perusahaan dengan meningkatkan utilisasi infrastruktur jaringan, mengoptimalkan capital expenditure TelkomGroup, meningkatkan pendapatan dari eksternal, menyediakan layanan telekomunikasi yang andal, meningkatkan efisiensi operasional, dan kemitraan strategis. 

"Memasuki 2024, Telkom Infrastruktur Indonesia  tengah mempersiapkan pengelolaan jaringan end to end Telkom, dengan fokus khusus pada optimalisasi pemanfaatan jaringan melalui penyediaan layanan wholesale Fiber-to the-Home (FTTH) untuk segmen B2B," lanjut dia.

Hal ini merupakan wujud komitmen perusahaan menyediakan layanan terbaik dengan inovasi berkelanjutan. Ririek berharap hal ini berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dengan memperluas penetrasi layanan broadband dan memenuhi kebutuhan konektivitas yang kian meningkat.

"Sepanjang 2023, Telkom telah menggunakan belanja modal perseroan mencapai Rp 33,0 triliun atau 22,1 persen dari total pendapatan," ungkap Ririek. 

Ririek menjelaskan, belanja modal ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik. Sejalan dengan implementasi inisiatif FMC, Telkom mengutamakan optimisasi synergy value dari belanja modal terkait jaringan akses, infrastruktur dan sistem IT untuk peningkatan efisiensi. 

Kata Ririek, anggaran belanja modal juga digunakan untuk beberapa inisiatif besar perusahaan meliputi peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan 4G, pengembangan teknologi 5G, pembuatan Satelit Merah Putih 2 yang saat ini sudah berada di orbit 113 BT, penggelaran sistem komunikasi kabel laut, serta penyelesaian Hyperscale Data Center Cikarang dan pembangunan Hyperscale Data Center Batam. Telkom, ucap Ririek berupaya melanjutkan langkah transformasi sekaligus berinvestasi memperkuat lini usaha digital connectivity, digital platform, dan digital services.

"Telkom juga memiliki sumber daya yang memadai untuk membantu masyarakat Indonesia meningkatkan literasi dan keterampilan digital sebagai salah satu modal utama bagi Indonesia untuk mewujudkan cita-cita menjadi negara maju," kata Ririek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement