Oleh Rukman Abdul Rahman Said
Dosen IAIN Palopo/ Pembina Pesantren Modern Datok Sulaiman Palopo
Peserta Daurah Internasional ASFA di Mesir
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di bulan suci ini, kita diajak untuk kembali pada makna puasa yang sebenarnya, dengan cara menaati maksud dan tujuan yang terrangkum dalam firman Allah swt, Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas umat sebelum kamu agar kamu bertakwa [Al-Baqarah: 183]
Tujuan utama puasa adalah untuk meraih predikat takwa, yang maknanya secara simpel adalah rasa takut kepada Allah swt, merasakan keagungan-Nya, dan selalu merasa terawasi oleh-Nya. Ketakwaan yang diharapkan di balik ibadah puasa ini, termanifestasi di bulan Ramadhan dalam berbagai dimensi,
Ramadhan, bulan suci dalam agama Islam, bukan hanya tentang menahan lapar dan haus dari terbit fajar hingga matahari terbenam. Ia adalah periode yang penuh berkah, kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan Allah, serta memperdalam ikatan sosial dengan sesama manusia. Di dalamnya terkandung dimensi sosial yang kuat, yang sering kali menjadi landasan bagi pilar-pilar kemasyarakatan yang berkelanjutan. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai dimensi sosial yang terkandung dalam ibadah Ramadhan.
Kebersamaan dalam Ibadah
Di bulan Ramadhan kaum muslimin di seluruh dunia berpuasa dan berbuka secara bersama-sama, dan mereka antusias untuk melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah di masjid hingga merayakan Idul Fitri secara massal. Hal tersebut mengajarkan kesatuan perasaan dan barisan dalam menghadapi berbagai tantangan yang mereka hadapi.
Selain itu, puasa juga menyatukan cita-cita, kecintaan dan hasrat pada kebaikan. Semua itu menumbuhkan semangat gotong royong dan persatuan di kalangan umat Islam dalam menghadapi berbagai kesulitan dan badai yang mungkin menimpa umat Islam.
Selama bulan Ramadhan, umat Muslim berkumpul di masjid-masjid untuk melakukan shalat Tarawih bersama-sama. Ini bukan hanya sebuah ibadah individual, tetapi juga sebuah pengalaman sosial yang memperkuat ikatan antarindividu dalam komunitas. Ketika orang-orang berkumpul untuk beribadah, mereka tidak hanya mendapat kekuatan spiritual dari ibadah tersebut, tetapi juga merasakan kehangatan dan dukungan dari sesama umat Muslim.
Memperkuat Ikatan Keluarga
Lihat halaman berikutnya >>>