Senin 25 Mar 2024 20:58 WIB

Spekulasi Ahli Onkologi tentang Jenis Kanker yang Diderita Kate Middleton

Kate Middleton menjalani kemoterapi preventif setelah didiagnosis kanker.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Princess of Wales Kate Middleton mengungkap dirinya menderita kanker dan menjalani kemoterapi preventif. Middleton tidak mengungkap jenis kanker yang mengusiknya.
Foto: REX/Shutterstock
Princess of Wales Kate Middleton mengungkap dirinya menderita kanker dan menjalani kemoterapi preventif. Middleton tidak mengungkap jenis kanker yang mengusiknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengumuman Kate Middleton tentang diagnosis kanker yang dia derita beberapa waktu lalu menjelaskan alasan dia tidak muncul di hadapan publik akhir-akhir ini. Namun, dia tidak mengungkapkan lebih lanjut tentang kanker yang diidap.

Setelah pemberitahuan resmi, ada berbagai pertanyaan yang membayangi informasi tersebut. Banyak orang, termasuk para dokter di seluruh dunia, berspekulasi tentang kondsi yang diidap bangsawan bergelar Putri Wales itu.

Baca Juga

Para ahli sepakat bahwa Middleton berhak atas privasi medis dan sang putri tidak berkewajiban untuk mengungkapkan rincian kondisinya. Namun, sejumlah dokter berbagi teori tentang potensi dan asal mula penyakit Middleton.

Salah satu yang mengungkapkannya adalah Marc Siegel, profesor kedokteran klinis di NYU Langone Medical Center di Amerika Serikat. Siegel mengatakan dirinya berdiskusi dengan banyak dokter kanker tentang kemungkinan diagnosis kanker yang diderita Middleton.

"Menurut beberapa ahli onkologi terkemuka yang saya ajak bicara, kemungkinan besar dia mengidap kanker usus besar yang telah diangkat dan disembuhkan melalui pembedahan, atau kanker ovarium, rahim, atau serviks dini yang ditemukan secara tidak sengaja," ungkap Siegel, dikutip dari laman Fox News, Senin (25/3/2024),

Pada tahun-tahun sebelumnya, telah dilaporkan bahwa Middleton mengidap penyakit Crohn. Itu adalah penyakit radang usus kronis yang memengaruhi lapisan saluran pencernaan.

Sementara itu, Siegel menjelaskan, penyakit radang usus meningkatkan risiko kanker usus besar atau kanker usus. Hingga setengah jumlah pasien Crohn memerlukan pembedahan untuk meringankan gejalanya.

"Dia mungkin saja menjalani operasi usus untuk mengatasi Crohn dan mereka kemudian menemukannya melalui patologi," ucap Siegel, menekankan bahwa itu adalah dugaan profesional berdasarkan pengalaman bertahun-tahun.

Jika benar demikian, kemoterapi untuk kanker usus besar atau kanker usus akan mencakup Oxiplatin (intravena) dan Xeloda (oral) selama beberapa pekan. Tindakan operasi bisa berupa histerektomi.

Kista ovarium dapat terlihat pada pencitraan rutin dan dapat diangkat melalui laparoskopi. Diagnosis kanker sering kali ditemukan kemudian.

 

Akan tetapi, apabila itu memang adalah kanker ginekologi, terdapat kondisi yang bertentangan dengan gagasan tersebut, yakni tidak ada tanda-tanda kerontokan rambut. Efek itu umum disebabkan oleh Taxol, pengobatan intravena utama untuk kanker ginekologi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement