Selasa 26 Mar 2024 09:01 WIB

Cerita Horor di Crocus City Hall

Para pelaku mengenakan pakaian kamuflase dan rompi tempur.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Seorang petugas medis berdiri di dekat ambulans yang diparkir di luar gedung Balai Kota Crocus yang terbakar di tepi barat Moskow, Rusia, Jumat, (22/3/2024).
Foto: AP
Seorang petugas medis berdiri di dekat ambulans yang diparkir di luar gedung Balai Kota Crocus yang terbakar di tepi barat Moskow, Rusia, Jumat, (22/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Empat pria berjalan tenang menuju alat deteksi logam di gedung konser Crocus City Hall. Kemudian mereka melepaskan tembakan senapan otomatis ke arah warga sipil yang berlarian dan ketakutan menghindari hujan peluru.

Seorang saksi mata peristiwa itu, Natalya mengatakan, ia baru saja melepas mantelnya dan sedang berdiri mengantri di pintu masuk gedung konser 6.200 kursi di pinggir Moskow itu. Saat itu band rock Picnic menampilkan lagu hit mereka 'Afraid of Nothing.' "Tembakan datang dari belakang kami," kata Natalya yang meminta nama belakangnya tidak disebutkan, Ahad (24/3/2024).

Baca Juga

Ia mengatakan saat itu ia baru saja masuk ke kios. "Suaranya keras, seperti letusan kembang api, petasan, tapi seperti tembakan otomatis, saya bisa mendengarnya tepat di belakang saya, tidak terlalu jauh," kata Natalya.

Ia pun segera berlari untuk menyelamatkan nyawanya. "Semua orang berteriak, semua orang berlari," katanya.

Natalya mengatakan ia berlari ke stasiun metro terdekat di malam Moskow yang dingin tanpa mantel. "Saya mengalami emosi yang sangat buruk, pada dasarnya mimpi buruk," katanya.

Berdasarkan kesaksian dari para saksi mata, rekaman video di lokasi kejadiaan, pernyataan pejabat dan laporan media mulai terlihat apa yang terjadi dalam penembakan yang menewaskan 143 orang dan melukai banyak lainnya. Serangan ke Crocus City Hall menjadi serangan teror paling mematikan sejak pengepungan sekolah Beslan tahun 2004.

Badan keamanan Rusia (FSB) mengatakan 11 orang termasuk empat pelaku penembakan ditahan di wilayah Bryansk, sekitar 340 kilometer sebelah barat daya Moskow. Mereka ditangkap saat menuju perbatasan dengan harapan dapat melarikan diri ke Ukraina. Kiev membantah terlibat dalam serangan itu.

Saksi mata mengatakan, para pelaku mengenakan pakaian kamuflase dan rompi tempur yang berisi puluhan magazin cadangan. Mereka tiba di Crocus City Hall sekitar pukul 19.40 waktu setempat dengan mobil minivan. Mereka keluar dari pintu belakang dan langsung menuju pintu masuk gedung konser itu dengan membawa senjata.

Kemudian mereka menembak pintu kaca, menembak siapa pun yang mereka temui. Puluhan jenazah, beberapa diantaranya bersimbah darah, berbaring tak bergerak di lantai marmer dan di depan pintu utama. Sejumlah orang memecahkan jendela dan mengunci pintu keluar sementara suara tembakan bergema di gedung konser berusia 14 tahun itu yang terletak sekitar 20 kilometer dari Kremlin.

Usai menembaki orang-orang di pintu masuk, para pelaku bergerak ke ruangan utama dimana ratusan orang duduk di kursi mereka untuk menyaksikan konser yang ramai peminat. "Beberapa orang mengira ini merupakan semacam efek khusus, kemudian saya melihat sendiri dengan mata saya bagaimana orang-orang jatuh dan senapan otomatis mulai ditembakan," kata saksi mata lainnya, Anastasia Rodionova.

"Insting anda untuk bertahan hidup muncul, mata anda terbuka lebar, kemana anda bisa lari? Kemudian seseorang berteriak pada kami, berdiri - jangan tiarap atau mereka akan menembaki kita," tambahnya.

Rodionova mengatakan beberapa pria berhasil mendobrak pintu ke jalan dan melarikan diri. Pengeras suara mulai mengumumkan konser tersebut dibatalkan karena "alasan teknis" dan orang-orang diminta meninggalkan aula.

Video yang terverifikasi menunjukkan orang-orang keluar sementara bunyi tembakan bergema di belakang mereka. Pelaku kemudian berjalan ke ruang konser dan menembaki warga sipil dengan tembakan yang terarah.

"Mereka mulai menembaki kami, saya jatuh ke lantai, gadis di sebelah saya tewas," kata seorang perempuan yang terluka yang sedang dirawat di rumah sakit di Moskow pada media Brief. 

Perempuan itu mengatakan, ia merangkak untuk bisa keluar dari gedung konser. Beberapa orang berusaha melarikan diri dari pelaku penembakan. Beberapa berlindung di balik kursi konser. Seorang perempuan mengatakan ia memberitahu temannya untuk tiarap di bawah kursi saat suara tembakan semakin keras dan mendekat.

Penyidik Rusia mengatakan pelaku mulai membakar gedung. Sejumlah saksi mata mengatakan pelaku menyiram bahan bakar cair di kursi dan tirai di beberapa tempat sebelumnya membakarnya.

Para saksi mata menceritakan bagaimana mereka melompati api, beberapa orang mengatakan pakaian mereka terbakar saat menyelamatkan diri dari kobaran api yang dengan cepat menyebar ke area seluas 12.900 meter persegi, memicu kobaran api dan gumpalan asap hitam yang mengepul ke langit malam. "Mereka menembak. Kami berada di sudut yang paling jauh," kata Andrei, seorang saksi mata, kepada di lokasi kejadian.

 

Atap gedung runtuh dan selama berjam-jam ratusan petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan kobaran api yang menghanguskan seluruh aula konser. Yang tersisa hanyalah balok-balok penyangga besi yang hangus dan rangka baja dari ratusan kursi.

Saluran Telegram Baza, yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan dinas khusus Rusia, mengatakan, 14 mayat ditemukan di tangga evakuasi dan 28 mayat ditemukan di salah satu toilet. Petugas menemukan jenazah satu keluarga, para ibu yang sudah meninggal memeluk anak-anak mereka yang juga sudah meninggal. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement