Selasa 26 Mar 2024 10:37 WIB

Joko Anwar Sebut Film Horor Bawa Unsur Agama Wajar Asal Tujuannya Jelas

Membawa unsur agama boleh saja asal tidak mengeksploitasinya.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha
Poster film Kiblat yang telah ditarik oleh Leo Pictures. Poster dan trailer film arahan sutradara Bobby Prasetyo ini dikecam masyarakat, ulama, dan sineas.
Foto: Dok Leo Pictures
Poster film Kiblat yang telah ditarik oleh Leo Pictures. Poster dan trailer film arahan sutradara Bobby Prasetyo ini dikecam masyarakat, ulama, dan sineas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Protes beberapa masyarakat terhadap film genre horor yang membawa agama masih terus bergulir. Kali ini film Kiblat harus menarik poster resmi film dari peredaran karena kontroversial.  

Buka hanya dari judul film, gambar orang sholat terbalik yang terdapat dalam poster juga telah menuai kecaman. Ini dikritik sebagai eksploitasi dan kampanye hitam khususnya agama Islam.

Baca Juga

Menurut Sutradara Indonesia Joko Anwar, sebenarnya membawa unsur agama dalam sebuah film itu wajar. Sebab masyarakat Indonesia memang lekat dengan agama di dalam kesehariannya.

"Tapi jangan mengeksploitasi agama. Kita harus respect karena agama yang dijunjung tinggi dan dihargai masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang beragama, jadi harus respect," kata Joko Anwar kepada Republika.co.id, Selasa (26/3/2024).

Kebanyakan sineas film pasti membawa topik yang melekat bagi masyarakat. Salah satunya tentu tentang agama.

Mau tidak mau, sebuah karya akan membawa unsur agama. Hal ini bukan hanya di film horor, melainkan berbagai genre, contohnya seperti memasukkan unsur poligami dan sebagainya.

Tetapi, menurut sutadara Pengabdi Setan itu, memasukannya juga tetap harus digunakan dengan hormat yang tinggi terhadap agama, tidak boleh dieksploitasi. Kalau misalnya hendak membuat adegan yang berhubungan dengan agama, maka tujuannya harus jelas. 

"Misalnya ada orang-orang yang sholat diganggu, bukan hanya di film tapi itu kepercayaan kita bahkan dalam agama, ada setan yang mengganggu, tapi kenapa? Karena mungkin orang sholat bukan berserah diri kepada Allah," kata Joko.

Di Pengabdi Setan, contohnya, ada yang sholat hanya karena takut setan, bukan sepenuhnya berserah diri kepada Allah SWT. Jadi jangan menggunakan simbol agama secara sembarangan termasuk soal sholat, karena itu sakral.

"Jadi harus jelas cerita film gak hanya untuk kaget-kagetan, serem-sereman, itu salah sih," ujar sutradara Siksa Kubur itu.

Sebelumnya muncul kritik terhadap film-film terutama genre horor yang membawa bingkai agama. Hal ini dinilai sebagai kampanye hitam agama dan pembodohan umat lewat film horor Islami.

Film horor berbalut Islam kerap mengemas manipulasi jin, setan yang bisa membalas dendam pada manusia. Alih-alih menggunakan sosok manusia yang sudah mati. Film-film sebelumnya seperti Makmum, Qodrat dianggap bisa menjadikan orang takut untuk beribadah, dan ada pula adegan manusia terbunuh oleh jin. Padahal di dalam agama, jin dan setan disebut sebenarnya takut terhadap manusia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement