Selasa 26 Mar 2024 11:13 WIB

Tiga Pesan Strategis Kiai Pondok Modern Tazakka kepada Alumninya

Pondok Modern Tazakka mendorong alumninya memberikan banyak manfaat kepada bangsa.

Rep: mgrol151/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi kegiatan di Pondok Modern Tazakka.
Foto: dok. Tazakka Media Center
Ilustrasi kegiatan di Pondok Modern Tazakka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Jumat (22/3) Pondok Modern Tazakka menyelenggarakan Resepsi Khataman Santri Akhir KMI Angkatan Ke-VIII di Bandar, Batang, Jawa Tengah.

Dalam acara tersebut, Pengasuh Pondok, Anang Rikza Masyhadi menyampaikan pesannya kepada para santri.

Baca Juga

Pesan yang pertama, lulusan santri Tazakka tidak cukup hanya mempunyai sikap baik

Para alumni perlu menjadi santri yang baik, sholeh, dan mempunyai jiwa kepemimpinan yang berakhlak terpuji.

Hal tersebut Anang harapkan agar santri-santrinya bisa menjadi pemimpin di lingkungannya dengan akhlak yang baik. Sehingga masyarakat tidak dipimpin oleh orang yang salah.  

“Menjadi baik itu termasuk standar minimal, yang saya harapkan kalian bisa menjadi lebih dari itu,” ungkapnya, Jumat (22/3). 

Anang menuturkan, bangsa Indonesia tidak boleh dipimpin oleh orang-orang yang tidak terdidik, orang-orang yang tidak mempunyai akhlak, dan orang-orang yang tidak mendengarkan suara dari rakyat. Sebab, saat ini sudah lahir santri-santri yang terdidik dengan ilmu yang bermanfaat agar bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-harinya. 

“Kamu semua lebih berhak menjadi pemimpin pewaris bangsa,” tegasnya. 

Pesan kedua agar selalu memiliki wawasan yang luas

Para alumni harus menguasai ilmu pengetahuan dan tidak gagap teknologi. Tetapi, santri lulusan Tazakka harus memiliki sikap yang cakap dan terampil, jujur, amanah, dan bisa bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun orang lain. 

Lanjut, Anang juga mengatakan, dalam Alquran disebutkan ada 2 kalimat yaitu sami’na wa atho’na yang artinya kami mendengar dan kami taat. Kemudian sami’na wa asoina yang artinya kami mendengar tetapi kami mendurhakai. Namun, Anang memberikan penegasan kepada para santrinya untuk mempunyai perilaku yang sami’na wa atho'na.

“Jadi, teruslah bergerak, menggerakan, dan menghidupkan,” ucapnya.

Pesan ketiga, harus menjadi pribadi yang sibuk dan produktif

Dalam artian, sibuk dengan urusan yang bermanfaat sehingga bisa menghasilkan karya-karya yang bagus. 

Berbuat baik bukan suatu yang sia-sia, karena setiap tindakan kebaikan yang dilakukan merupakan investasi untuk masa depan. 

Seorang yang terus menerus berbuat baik, sebenarnya sedang menabung kebaikan untuk digunakan di masa depan. Sebab, kebaikan yang dikumpulkan akan menjadi modal saat kita ingin membangun masa depan, berkiprah di masyarakat, memulai usaha, dan dalam berbagai aspek kehidupan lainnya.

Di sisi lain, menjadi orang yang baik, sholeh, dan pemimpin yang berakhlak baik adalah suatu tujuan mulia. Hal ini melibatkan kesadaran untuk selalu berbuat baik kepada sesama, menjalankan kewajiban agama dengan baik, dan memberikan teladan yang positif bagi orang lain. 

Dengan mengembangkan sifat-sifat seperti kejujuran, keadilan, kesabaran, dan kerendahan hati, seseorang dapat menjadi pemimpin yang dihormati dan diikuti dengan baik.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement