Rabu 27 Mar 2024 03:49 WIB

Korsel-Malaysia Lanjutkan Perjanjian Perdagangan yang Lama Mandek

Kerjasama kedua negara, akan mencakup bidang-bidang baru.

Wanita Muslim melihat foto mereka di ponsel selama bulan suci Ramadhan di luar masjid Sri Sendayan di negara bagian Negeri Sembilan, Malaysia, Sabtu, 16 Maret 2024.
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Wanita Muslim melihat foto mereka di ponsel selama bulan suci Ramadhan di luar masjid Sri Sendayan di negara bagian Negeri Sembilan, Malaysia, Sabtu, 16 Maret 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi Korea Selatan mengatakan, pihaknya telah sepakat dengan Malaysia untuk melanjutkan perundingan perjanjian perdagangan bebas (FTA) bilateral yang telah mandek sejak 2019.

Menteri Perdagangan Cheong In-kyo dan Menteri Perdagangan Malaysia, Tengku Zafrul Aziz, menyampaikan pengumuman tersebut dalam pertemuan yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa, (26/3/2024). 

Baca Juga

“Korea Selatan dan Malaysia juga sepakat untuk memperluas cakupan perjanjian perdagangan bebas bilateral yang diharapkan mencakup bidang-bidang baru, seperti jasa, investasi, digital dan bioteknologi,” kata Kementerian Perdagangan Korea Selatan, di Seoul. 

Sebelumnya, kedua negara sepakat untuk mengupayakan FTA bilateral pada tahun 2019 tetapi negosiasi terkait terhenti setelah mengadakan tiga putaran pembicaraan pada tahun itu. Malaysia merupakan mitra dagang terbesar ketiga bagi Korea Selatan di Asia Tenggara.

Korea Selatan sudah memiliki FTA dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), namun negara tersebut berupaya memperluas hubungan ekonomi dengan masing-masing anggota melalui perjanjian perdagangan bebas terpisah. “Karena kedua negara memiliki portofolio perdagangan yang saling menguntungkan, FTA akan secara signifikan memperkuat landasan perdagangan dan investasi Korea Selatan di blok ASEAN,” ucap kementerian tersebut.

Di sela-sela pertemuan, kedua negara sepakat untuk meluncurkan saluran dialog baru antara menteri perdagangan yang bertujuan untuk mendorong kerja sama ekonomi bilateral dan mengupayakan hubungan yang lebih kuat dalam rantai pasokan dan industri-industri baru.

 

 

sumber : Antara, Yonhap
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement