REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- General Manager PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBM) Amiruddin mengatakan, pemantauan intensif terus dilakukan petugas di seluruh wilayah kerja setelah terjadinya gempa beruntun di perairan Kabupaten Tuban, mulai Jumat (22/3/2024). Sejauh ini, kata Amiruddin, getaran gempa tidak menimbulkan dampak pada sistem transmisi kelistrikan di Jatim.
Meski demikian, lanjut Amiruddin, petugas tetap disiagakan untuk melakukan inspeksi level 1 dan 2 pada gardu induk dan jaringan di lokasinya masing-masing. Inspeksi dimaksudkan untuk mendeteksi dengan seksama anomali yang mungkin terjadi dampak getaran gempa beruntun.
"Termasuk mewaspadai adanya gempa susulan yang masih mungkin terjadi," kata Amiruddin, Selasa (26/3/2024).
Amiruddin memastikan, deteksi yang dilakukan petugas sangat lah detail. Dimana petugas memastikan apakah ada perbedaan kondisi kelistrikan dari sebelumnya, mendeteksi fungsi alarm, memastikan tidak adanya kebocoran oil dan gas, juga tingkat kemiringan dan kondisi pondasi peralatan.
"Selain itu juga memastikan tidak adanya hotspot pada peralatan, termasuk petugas dapat lebih mengoptimalkan panca-indera dalam menjaga seluruh peralatan," ujarnya.
Amiruddin kembali menegaskan, seluruh jaringan dan gardu induk di Jatim dalam kondisi aman. Meskipun ada beberapa infrastruktur kelistrikan yang terdampak karena dekat dengan titik gempa, kata Amiruddin, tapi tidak mengalami masalah serius dan sudah kembali normal.
"Kondisi peralatan juga berfungsi optimal. Petugas selalu dalam kondisi siaga untuk memastikan sistem transmisi tetap andal dan sistem kelistrikan di Jawa Timur aman," ucapnya.