Selasa 26 Mar 2024 15:42 WIB

Indef: Operasi Pasar Ramadhan Perlu Perhatikan Pola Belanja Masyarakat

Sejumlah pasar tertentu yang memiliki jumlah pengunjung lebih banyak.

Red: Lida Puspaningtyas
Warga antre membeli sembako saat Gelar Operasi Pasar Murah (Gelora) saat Ramadhan di Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Selasa (4/4/2023). Stok yang disediakan untuk pasar murah yakni 100 ton beras medium, beras premium 50 ton, gula pasir 10 ton, tepung terigu 25 ton, minyak goreng 10 ribu liter, telur ayam ras 10 ton, dan daging ayam 5 ton. Pasar murah ini diadakan di 17 kecamatan se-Sleman. Namun, warga dibatasi membeli komoditas seharga Rp 250 ribu.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga antre membeli sembako saat Gelar Operasi Pasar Murah (Gelora) saat Ramadhan di Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Selasa (4/4/2023). Stok yang disediakan untuk pasar murah yakni 100 ton beras medium, beras premium 50 ton, gula pasir 10 ton, tepung terigu 25 ton, minyak goreng 10 ribu liter, telur ayam ras 10 ton, dan daging ayam 5 ton. Pasar murah ini diadakan di 17 kecamatan se-Sleman. Namun, warga dibatasi membeli komoditas seharga Rp 250 ribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan pemerintah perlu memperhatikan pola belanja masyarakat dalam menentukan waktu operasi pasar Ramadhan agar intervensi harga pangan tepat sasaran.

“Pemerintah yang berencana melakukan operasi pasar perlu melakukannya pada hari-hari krusial, jangan asal sehingga ada efektivitas,” kata Eko saat diskusi publik Indef “Dinamika Lebaran dan Arah Ekonomi Prabowo-Gibran” di Jakarta, Selasa (26/3/2024).

Baca Juga

Menurutnya, kenaikan harga pada periode Ramadhan tidak terjadi setiap hari. Dia meyakini terdapat hari-hari khusus yang mengalami kenaikan harga pangan, seperti H-7, H-5, maupun H-3 menjelang Idul Fitri. Di samping itu, juga ada kecenderungan sejumlah pasar tertentu yang memiliki jumlah pengunjung lebih banyak dibandingkan dengan pasar lainnya.

“Pada momen itulah sebenarnya intervensi harga pangan harus dilakukan,” ujar dia.

Diketahui, Kementerian Perdagangan (Kemendag) meningkatkan koordinasi dengan Polri untuk menjaga stabilisasi harga dan pasokan bahan pokok, khususnya menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 1445 Hijriah/Lebaran 2024.

Saat menghadiri Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Operasi Ketupat 2024 di Jakarta, Senin (25/3), Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan dukungan Polri tersebut di antaranya, menjaga situasi pasar pada periode puasa dan Lebaran 2024 tetap kondusif dengan mengedepankan pendekatan persuasif kepada para pelaku usaha bahan pokok.

Zulkifli menyampaikan, koordinasi dengan Kepolisian juga berupa pengawasan kelancaran distribusi bahan pokok termasuk minyak goreng rakyat dari gudang-gudang distributor ke pasar rakyat, dalam rangka mencegah kemungkinan aksi-aksi spekulasi/penimbunan yang akan merugikan masyarakat.

Selain itu, Kemendag juga meminta Polri untuk menjaga kelancaran distribusi bahan pokok dan barang penting, khususnya pada periode pembatasan angkutan barang puasa dan Lebaran, dengan memberikan prioritas distribusi untuk angkutan yang mengangkut bahan pokok.

Dalam rakor, Zulkifli Hasan menyampaikan Kemendag telah bekerja sama dengan dinas yang membidangi perdagangan di seluruh Indonesia untuk terus memantau perkembangan ketersediaan dan harga bahan pokok secara daring dan harian.

Pemantauan dilakukan melalui Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) di lebih dari 550 pasar rakyat yang tersebar di 503 kabupaten/kota di 38 provinsi seluruh Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement