Selasa 26 Mar 2024 17:21 WIB

Trump: Israel Harus Menyelesaikan Perang di Gaza

Trump akan bereaksi sama seperti yang Israel lakukan usai serangan Hamas.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
 Former president Donald J. Trump departs Trump Tower on route to attend a pre-trial conference at a New York courthouse in New York, New York, USA, 15 February 2024. Trump is facing 34 felony counts of falsifying business records related to payments made to adult film star Stormy Daniels during his 2016 presidential campaign.
Foto: EPA-EFE/JUSTIN LANE
Former president Donald J. Trump departs Trump Tower on route to attend a pre-trial conference at a New York courthouse in New York, New York, USA, 15 February 2024. Trump is facing 34 felony counts of falsifying business records related to payments made to adult film star Stormy Daniels during his 2016 presidential campaign.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump mengatakan dia akan bereaksi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober. Namun Israel kehilangan dukungan internasional dan harus mengakhiri perangnya melawan kelompok Islam di Gaza.

Trump mengatakan serangan mendadak Hamas ke selatan Israel salah satu hal paling sedih yang pernah ia lihat.

Baca Juga

"Meskipun demikian, Anda harus menyelesaikan perang, Anda harus menyelesaikannya, Anda harus mengakhirinya," kata Trump, Senin (25/3/2024).

Pernyataan ini ia sampaikan dalam wawancara dengan surat kabar Israel, Israel Hayom yang dipublikasikan Senin kemarin. Video wawancara tersebut diunggah di situs surat kabar tersebut.

Serangan mendadak 7 Oktober memicu serangan Israel ke Gaza yang kini berlangsung hampir satu tahun. Israel mengatakan serangan akan terus berlanjut sampai Hamas dihancurkan dan semua sandera dibebaskan.

Israel berencana memperluas serangannya ke Rafah yang kini menampung lebih dari 1 juta pengungsi dari daerah lain di Jalur Gaza. Rencana tersebut memicu keretakan hubungan Israel dengan pemerintah Presiden AS Joe Biden yang mengatakan serangan itu akan menjadi kesalahan.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan ia tidak akan mengirimkan delegasi untuk membahas rencana operasi Rafah ke Washington setelah Amerika Serikat menahan diri untuk tidak memveto proposal Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza.

Trump juga ditanya bagaimana ia akan bereaksi jika keluarganya menjadi korban amukan Hamas. "Saya akan mengatakan saya akan bertindak dengan cara yang sama seperti yang Anda lakukan. Anda harus menjadi gila untuk tidak melakukannya. Hanya orang bodoh yang tidak akan melakukan itu. Itu adalah serangan yang mengerikan," katanya.

"Sangat mengganggu saya ketika saya melihat orang-orang, mereka tidak lagi berbicara tentang 7 Oktober, mereka berbicara tentang betapa agresifnya Israel," tambah Trump.

Sementara itu Gaza di tengah ambang kelaparan di bulan suci Ramadhan, ketika jutaan Muslim di seluruh dunia berpuasa dari terbit hingga terbenamnya matahari. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel ke Gaza sudah menewaskan lebih dari 32.000 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement