REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyatakan minat lelang Surat Utang Negara (SUN) pada 26 Maret 2024 memperoleh capaian 1,35 kali lipat lebih tinggi dari target indikatif yang telah ditetapkan sebesar Rp 24 triliun.
“Di tengah meningkatnya kebutuhan dana tunai oleh masyarakat menjelang hari raya lebaran, lelang SUN hari ini berhasil mengumpulkan incoming bids sebesar Rp 32,34 triliun. Walaupun lebih rendah dari lelang sebelumnya, namun angka tersebut masih 1,35 kali lebih tinggi dari target indikatif yang telah diumumkan,” kata Direktur Surat Utang Negara DJPPR Deni Ridwan di Jakarta, Selasa (26/3/2024).
Pada lelang kali ini, incoming bids dari perbankan menurun, sebagai antisipasi peningkatan kebutuhan dana tunai oleh masyarakat. Kebijakan BI mempertahankan suku bunga acuannya pada level 6 persen dan solidnya kinerja APBN sampai dengan 15 Maret 2024 dengan mencatat surplus sebesar Rp 22,8 triliun menjadi indikator baiknya kondisi perekonomian domestik yang juga mendukung pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Di sisi lain, walaupun pernyataan pejabat The Fed cenderung dovish, namun pelaku pasar masih menunggu timing penurunan suku bunga acuannya pada tahun ini yang berpotensi mendukung pasar SBN dan emerging markets assets lainnya.
SUN tenor 5 dan 10 tahun masih menjadi daya tarik utama bagi investor dengan jumlah incoming bids dan awarded bids masing-masing sebesar 43,34 persen dari total incoming bids dan 53,54 persen dari total awarded bids. Incoming bids terbesar adalah pada SUN tenor 5 tahun yaitu Rp 8,34 triliun (25,87 persen dari total incoming bids) dan dimenangkan sebesar Rp 7,45 triliun (32,96 persen dari total awarded bids).
Jumlah incoming bids dari investor asing pada lelang SUN hari ini mencapai Rp 2,94 triliun. Mayoritas dari incoming bids tersebut pada SUN tenor 5 tahun sebesar Rp 1,93 triliun atau 65,69 persen dari total incoming bids investor asing dan dimenangkan sebesar Rp 1,91 triliun atau 8,45 persen dari total awarded bids.
Menurut Deni, volatilitas pasar keuangan dalam dua pekan terakhir memberikan tekanan kepada tingkat imbal hasil (yield) SBN, sehingga Weighted Average Yield (WAY) obligasi negara pada lelang SUN hari ini bergerak naik antara 2 sampai dengan 8 basis poin (bps) dibandingkan WAY pada lelang SUN sebelumnya.
“Pemerintah memutuskan untuk memenangkan penawaran sebesar Rp 22,6 triliun pada lelang SUN hari ini dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2024, dan kondisi kas negara terkini,” ujar Deni.
Sesuai dengan kalender penerbitan SBN tahun 2024, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 30 April 2024.