Rabu 27 Mar 2024 06:49 WIB

Brasil Bermain Imbang 3-3 dengan Spanyol dalam Laga Persahabatan Melawan Rasisme

Penyerang Brasil Vinicius Jr kerap menjadi sasaran rasisme di Spanyol.

Penyerang Brasil Vinicius Jr (kedua kanan) diapit para pemain Spanyol dalam laga persahabatan pada Rabu (27/3/2024) dini hari WIB,
Foto: AP
Penyerang Brasil Vinicius Jr (kedua kanan) diapit para pemain Spanyol dalam laga persahabatan pada Rabu (27/3/2024) dini hari WIB,

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Brasil bermain imbang 3-3 dengan Spanyol pada Rabu (27/3/2024) dini hari WIB dalam pertandingan persahabatan melawan rasisme bertajuk "One Skin". Laga di Santiago Bernabeu ini digelar untuk meningkatkan kesadaran tentang perjuangan melawan rasisme setelah serangkaian penghinaan yang ditujukan kepada penyerang Real Madrid asal Brasil Vinicius Junior.

Laga persahabatan ini terjadi sehari setelah Vinícius menangis saat berbicara tentang penghinaan rasis yang terus-menerus dialaminya di Spanyol. Vinicius mengatakan, ia kehilangan keinginan untuk terus bermain tetapi berjanji untuk melanjutkan perjuangannya melawan rasisme.

Baca Juga

Vinícius mendapat tepuk tangan meriah ketika ia digantikan pada menit ke-71. Pemain Brasil berusia 23 tahun, yang menjadi kapten Seleçao pada laga ini, mendapat cemoohan paling keras ketika namanya diperkenalkan menjelang pertandingan.

Para pemain Brasil memasuki lapangan dengan mengenakan jaket hitam yang diluncurkan oleh federasi sepak bola Brasil menjelang pertandingan persahabatan disertai dengan slogan "Satu Kulit, Satu Identitas," untuk mendukung perjuangan Vinícius.

Pertandingan persahabatan ini diadakan oleh ofisial sepak bola Spanyol dan Brasil di tengah keributan yang terjadi setelah penghinaan rasis yang ditujukan kepada Vinícius dalam pertandingan liga Spanyol di Valencia 10 bulan lalu. Banyak yang percaya bahwa insiden ini akan menjadi titik balik terhadap rasisme dalam sepak bola di Spanyol. Namun gelombang pelecehan rasis lainnya yang menargetkan Vinícius terjadi beberapa hari yang lalu.

Meski sebagian besar perhatian tertuju pada Vinícius, Lamine Yamal yang paling mengancam dengan kecepatan dan pergerakan cepatnya untuk melewati bek Brasil.

Rodri membawa Spanyol unggul dengan mengonversi tendangan penalti pada menit ke-13 setelah Yamal berlari dari sisi kanan dan dijatuhkan oleh João Gomes di dalam kotak penalti.

Vinícius melakukan tembakan pertama ke gawang Brasil pada menit ke-17, tetapi sepakannya lemah dan mudah diatasi kiper Spanyol Unai Simon. Dia juga tidak bisa melepaskan tembakan setelah melakukan breakaway pada salah satu sentuhan pertamanya di babak kedua.

Dani Olmo mendapat umpan dari Yamal sebelum ia menambah keunggulan Spanyol pada menit ke-36.

Rodrigo mendekatkan Brasil pada menit ke-40 setelah kesalahan Simón, yang memberikan bola dan membuat penyerang Madrid itu melepaskan tembakan ke gawang yang terbuka. Pemain remaja Endrick kemudian menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Ia mengambil bola lepas di dalam kotak penalti untuk gol keduanya dalam empat pertandingan bersama tim nasional Brasil. Akhir pekan lalu, Endrick menjebol gawang Inggris untuk membawa Brasil menang 1-0.

Spanyol di ambang kemenangan setelah mendapatkan penalti pada menit ke-87 yang kembali dieksekusi dengan sempurna oleh Rodri. Namun memasuki menit keenam injury time, giliran Brasil yang mendapatkan hadiah serupa.

Penonton mencemooh ketika Endrick memberikan bola untuk memungkinkan Paqueta mengambil tendangan penalti di akhir pertandingan yang membuat Brasil menyamakan kedudukan menjadi 3-3.

Vinícius datang untuk membela Endrick dari bangku cadangan setelah para pemain Spanyol mengeluh keras karena pelanggaran keras yang dilakukan rekan setimnya di akhir pertandingan.

Spanyol, yang sedang mempersiapkan Kejuaraan Eropa mendatang di Jerman, kalah 1-0 dari Kolombia pada hari Jumat di London.

Vinícius telah beberapa kali menjadi sasaran hinaan rasis sejak tiba di Spanyol enam tahun lalu. Penghinaan datang dalam beberapa minggu terakhir termasuk beberapa fans Atletico Madrid meneriakkan "Vinícius simpanse" sebelum pertandingan, dan ketika beberapa fans Barcelona diduga meneriakkan "Matilah, Vinícius."

Dia mengeluh pada hari Senin tentang kurangnya hukuman bagi pelakunya dan meminta bantuan dari FIFA, UEFA dan lembaga sepak bola lainnya dalam memerangi rasisme.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement