Rabu 27 Mar 2024 07:59 WIB
Red: Agung Sasongko
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- AS yang sebelumnya sempat 3 kali memveto draf resolusi Dewan Keamanan PBB terkait gencatan senjata di Gaza, memutuskan untuk abstain (tidak memberikan suara) pada pemungutan suara DK PBB, Senin (25/3) lalu.
Dengan demikian, DK PBB — untuk pertama kalinya — menyetujui resolusi gencatan senjata di Gaza, meski hanya selama bulan Ramadan. Resolusi ini juga mendesak peningkatan bantuan kemanusiaan dan perlindungan terhadap warga sipil di seluruh Jalur Gaza. Hamas mengatakan bahwa mereka ‘menyambut baik’ langkah PBB ini, dan sebut bahwa ‘gencatan senjata harus bersifat permanen’.
Dubes AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield mengatakan bahwa AS sepenuhnya mendukung ‘beberapa tujuan penting dalam resolusi yang tak mengikat ini’, tapi menambahkan bahwa tak setuju dengan ‘keseluruhan isi resolusi, yang tak mengutuk Hamas’. Keputusan AS ini memicu perselisihan dengan sekutunya, Israel.
Menanggapi resolusi tersebut, Israel membatalkan pengiriman delegasi ke Washington, D.C. dan menyatakan ‘tak berencana untuk mengakhiri perang’. Seorang pejabat AS yang enggan disebutkan namanya mengatakan ‘AS bingung dengan keputusan Israel dan menganggapnya sebagai reaksi berlebihan’.