REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan tentara Israel "memperkuat pengepungan di Rumah Sakit al-Shifa" dengan menahan orang-orang dari Departemen Sumber Daya Manusia. Bagian dari fasilitas medis itu yang tidak dilengkapi layanan kesehatan.
Dikutip dari Aljazirah, Selasa (26/3/2024) kementerian mendesak masyarakat internasional untuk "melakukan intervensi demi menyelamatkan nyawa mereka." Pada 18 Maret lalu pasukan Israel menyerbu Rumah Sakit al-Shifa dengan tank dan senjata berat dan mengepungnya sejak saat itu.
Ketika serangan digelar diperkirakan terdapat 30 ribu pengungsi, pasien luka, dan staf medis di dalam kompleks rumah sakit. Sementara itu, Masyarakat Bulan Sabit Palestina (PRCS) mengatakan militer Israel mengevakuasi paksa pasien dan tim medis PRCS dari Rumah Sakit al-Amal di Deir el-Balah yang kini sudah tidak lagi beroperasi.
Di media sosial X, PRCS mengatakan tentara Israel mengevakuasi staf medis dan pasien dan menyegel pintu masuk rumah sakit. "Masyarakat internasional gagal memberikan perlindungan yang dibutuhkan," kata lembaga kemanusiaan tersebut.
Aljazirah melaporkan situasi kemanusiaan di seluruh Gaza masih sangat buruk meski Dewan Keamanan PBB sudah mengadopsi resolusi yang mendesak gencatan senjata dan menyerukan Israel membuka perbatasan agar bantuan kemanusiaan dapat masuk. Warga Gaza masih kekurangan makan dan berjuang untuk mendapatkan sedikit bantuan yang tersedia.
Satu orang pria tenggelam saat mencoba mengambil bantuan yang dijatuhkan dari udara. Warga mengatakan pakan ternak juga sudah habis di beberapa wilayah di Gaza. Aljazirah melaporkan situasi yang paling kritis terjadi di Rumah Sakit al-Shifa. Di mana tank-tank Israel melindas beberapa jenazah warga Palestina. Orang-orang dipaksa untuk tetap tinggal di rumah sakit karena pertempuran berkecamuk di daerah sekitarnya.