REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Masjid Sheikh Zayed Surakarta, Jawa Tengah, dengan melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan perusahaan swasta mengedukasi para pengunjung soal penggunaan air.
Ketua Umum MUI Kota Surakarta Abdul Aziz Ahmad mengatakan, sesuai ajaran Nabi Muhammad Shallalhu Alahi Wassalam (SAW), penggunaan air harus hemat.
"Nabi sendiri menganjurkan kalau pakai air yang hemat. Kalau wudhu hanya dengan sedikit air, mandi juga sedikit air," katanya, Rabu (27/3/2024).
Ia mengatakan meski ketersediaan air melimpah, penggunaannya harus tetap hemat. Pesan tersebut disampaikan mengingat saat Ramadhan biasanya tingkat kunjungan ke masjid tinggi, termasuk juga penggunaan air untuk wudhu.
Sementara itu, perusahaan Aqua melalui kegiatan Iftar Ramadhan memberikan pemahaman kepada para pengunjung terkait penggunaan air dan pengelolaan sampah.
"Kebetulan tahun ini kami kerja sama dengan dengan Masjid Raya Zayed untuk bikin kajian di sini, membahas tentang upaya lingkungan dan kesehatan, termasuk bagaimana menghemat air. Kami bikin kajian bareng dari sisi pendekatan Islam seperti apa," kata Regional External Communication Manajer Danone Indonesia Roni Rusdiansyah.
Ia mengatakan kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan di Masjid Sheikh Zayed, tetapi juga di beberapa masjid besar lain di Indonesia, seperti Masjid Istiqlal dan Masjid Ukhuwah Islamiyah di Jakarta.
Pada kesempatan itu ia juga menjajaki kerja sama dengan Masjid Sheikh Zayed, khususnya terkait pengelolaan sampah dan air. Apalagi, kata dia, pada bulan Ramadhan biasanya timbunan sampah cukup tinggi.
"Nanti dengan Masjid Zayed kerja sama apa yang bisa kami jalin. Jadi ada kepedulian bareng soal pengelolaan sampah dan air," katanya.
Direktur Masjid Raya Syeikh Zayed Solo Munajat mengatakan manajemen masjid membuka kesempatan kolaborasi dengan pihak manapun. "Sebagai masjid yang ke depan akan berkembang sebagai pusat edukasi, kami sangat terbuka dengan aktivasi kolaborasi yang bersifat edukasi. Apapun tema edukasinya," katanya.