Rabu 27 Mar 2024 12:10 WIB

Bapanas Minta Pedagang tak Komersialkan Beras SPHP, Oplos, Ataupun Repacking

Sebab beras SPHP tujuannya untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Ratusan warga rela berdesakan demi mendapat beras murah subsidi SPHP di kantor kecamatan Babelan, Bekasi Utara, Jawa Barat, Selasa (20/2/2024).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ratusan warga rela berdesakan demi mendapat beras murah subsidi SPHP di kantor kecamatan Babelan, Bekasi Utara, Jawa Barat, Selasa (20/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi meminta masyarakat dan pelaku usaha pangan untuk memperdagangkan Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Sebab beras SPHP ditujukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, bukan untuk diperjualbelikan secara komersial. 

"Kami mengimbau masyarakat dan pelaku usaha untuk tidak mengkomersialisasikan Beras SPHP dalam bentuk apa pun. Sebab beras SPHP digelontorkan untuk memastikan akses masyarakat terhadap pangan tetap terjaga," kata Arief dalam siaran pers, Rabu (27/3/2024).

Baca Juga

Arief menilai perlunya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pelaku usaha pangan. Hal ini karena sebelumnya ada upaya penyimpangan terhadap Beras SPHP dan berhasil digagalkan oleh Satgas Pangan Polri di beberapa daerah seperti Medan, Malang, hingga Balikpapan.

Arief menegaskan beras SPHP merupakan beras yang keluarkan oleh Perum Bulog sesuai penugasan dari Badan Pangan Nasional. Pada 2024 target penyaluran beras mencapai 1,2 juta ton. Harga beras SPHP diatur sesuai dengan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023. 

SPHP Beras 2024 dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia dalam bentuk curah dan kemasan 5 kg dengan harga zona 1 Rp 10.900,-/kg, zona 2 Rp 11.500,-/kg, dan zona 3 Rp 11.800,/kg. Masyarakat bisa mendapatkan Beras SPHP baik di pasar tradisional, ritel modern, outlet Perum Bulog, Pemerintah Daerah, hingga toko-toko lainnya yang menjadi mitra downline Perum Bulog. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement