Rabu 27 Mar 2024 14:14 WIB

Ahli Gizi Sebut Puasa Bisa Menjadi Sarana Detoksifikasi Tubuh, Asalkan ...

Ahli gizi sarankan agar menerapkan prinsip gizi seimbang dalam setiap santapan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ilustrasi berpuasa.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi berpuasa.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ahli gizi Universitas Airlangga (Unair) Azizah Ajeng Pratiwi mengatakan, selain ibadah, puasa Ramadhan juga dapat menjadi sarana detoksifikasi tubuh. Asalkan, kata dia, asupan yang dipilih saat berbuka dan sahur adalah menu yang tepat. Ia pun menekankan pentingnya memperhatikan keseimbangan nutrisi sesuai kebutuhan tubuh.

"Penelitian telah menunjukkan bahwa puasa memiliki manfaat kesehatan. Namun, sangat penting untuk mengoptimalkan asupan nutrisi selama periode ini," kata Azizah, Rabu (27/3/2024). 

Azizah pun menyarankan agar menerapkan prinsip gizi seimbang dalam setiap santapan. Untuk memastikan asupan nutrisi yang sehat, ia menyarankan pembagian proporsional piring makan menjadi empat bagian sama. Terdiri dari sayuran, buah-buahan, karbohidrat, dan protein.

Dalam memilih minuman untuk berbuka puasa, Azizah menyarankan untuk memprioritaskan air mineral atau teh hangat yang tidak terlalu manis. Menurutnya, langkah ini efektif untuk stabilisasi kadar gula darah secara bertahap.

Setelah berbuka, ia menyarankan untuk memberi jeda setengah jam hingga satu jam sebelum menyantap makanan utama. "Kita bisa memulai dengan Shalat Maghrib, kemudian tadarus, sebelum akhirnya makan besar. Ini membantu tubuh menyesuaikan diri setelah berpuasa seharian," ujarnya.

Azizah pun mengingatkan pentingnya menjaga asupan cairan tubuh setelah menjalankan puasa. Ia menyarankan untuk mengkonsumsi dua liter air setiap hari, agar tubuh tidak dehidrasi selama berpuasa.

"Untuk memastikan hidrasi yang optimal selama Ramadhan, kita dapat bagi waktu konsumsi air dua gelas sebanyak empat kali. Yaitu, saat berbuka, setelah makan malam, sebelum tidur, dan saat sahur," ucapnya.

Azizah juga menganjurkan untuk menghindari makanan tinggi lemak dan garam, terutama saat sahur. Pasalnya, makanan dengan sodium tinggi dapat mempercepat dehidrasi. Ia juga menyarankan untuk memilih karbohidrat kompleks saat sahur. 

"Mengkonsumsi karbohidrat kompleks, termasuk beras merah, pada saat sahur adalah pilihan cerdas. Ini membantu  memperlambat proses pencernaan dan menjaga kenyang lebih lama," kata dia.

Azizah juga menekankan besarnya manfaat mengkonsumsi sayuran dan buah saat sahur. Tidak hanya berserat tinggi, menurutnya, sayuran dan buah sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan cairan tubuh selama berpuasa. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement