Rabu 27 Mar 2024 15:01 WIB

Sandi: Kontribusi Fashion Capai 17,6 Persen dari Total Nilai Ekraf

Fashon juga mendominasi nilai ekspor yakni sebesar 61 persen pada tahun 2021.

Red: Friska Yolandha
Pengunjung mencari barang kebutuhan di ITC Mangga Dua, Jakarta, Ahad (17/3/2024). Belanja masyarakat terhadap produk fashion dan makanan/minuman cenderung meningkat saat Ramadhan. Momentum tersebut dimanfaatkan kalangan pedagang untuk meningkatkan omzet jualan mereka.
Foto: Republika/Prayogi
Pengunjung mencari barang kebutuhan di ITC Mangga Dua, Jakarta, Ahad (17/3/2024). Belanja masyarakat terhadap produk fashion dan makanan/minuman cenderung meningkat saat Ramadhan. Momentum tersebut dimanfaatkan kalangan pedagang untuk meningkatkan omzet jualan mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, kontribusi subsektor fashion di Indonesia mencapai 17,6 persen dari total nilai tambah ekonomi kreatif. Lebih lanjut, fashion juga mendominasi nilai ekspor, yakni sebesar 61 persen pada tahun 2021 dari total ekspor produk ekonomi kreatif.

"Kontribusi fashion di Indonesia 17,6 persen dari total nilai tambah ekonomi kreatif kita yaitu sebesar Rp 225 triliun (pada 2022)," ujarnya dalam pembukaan Indonesia Fashion Week yang digelar di Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Baca Juga

Sementara pada 2022, pihaknya mencatat nilai devisa subsektor fashion mencapai 16,47 miliar dolar AS. Serta dari sisi penyerapan SDM, subsektor fashion menyerap tenaga kerja sebesar 17 persen atau sebesar 25 juta lapangan kerja.

Dengan capaian itu, Sandi berharap lebih subsektor fashion mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja, serta masyarakat dapat memanfaatkan kesempatan itu untuk berkecimpung dalam industri fashion sehingga lapangan kerja lebih banyak terbuka.

Tahun ini, pihaknya menargetkan kontribusi subsektor fashion pada ekonomi nasional mencapai 18 hingga 25 persen. "Sekitar 1 sampai 2 persen ke angka 18-19 persen. Bersyukur kalau bisa menyentuh angka 25 persen," ujarnya pula.

Ia mengatakan, tren fashion wastra nasional yang diproyeksikan 'naik daun' yakni fashion berbasis ramah lingkungan seperti batik ecoprint dengan mengedepankan aspek planet (alam), people (manusia) dan prosperity (kesejahteraan) atau 3P.

Sandiaga berharap, lewat gelaran Indonesia Fashion Week yang digelar pada 27-31 Maret 2024 ini mampu memperkenalkan keindahan wastra Nusantara sehingga menggelorakan keinginan masyarakat menggunakan produk-produk buatan dalam negeri.

Perhelatan bertajuk Langgam Jakarta ini, juga diharapkan mampu mempertahankan posisi Jakarta sebagai ibu kota fesyen Indonesia meski kelak tak lagi menyandang status sebagai ibu kota negara, serta menjadi ajang memperkenalkan keunikan budaya Betawi yang merupakan budaya asli Jakarta lewat kekayaan sektor parekraf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement