REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Subholding Pertamina Hulu Energi (PHE) terus melakukan eksplorasi untuk bisa menambah cadangan migas nasional. Dari upaya eksplorasi yang dilakukan selama ini oleh Pertamina, tiga temuan baru diproyeksikan memiliki potensi yang besar.
Direktur Utama PHE Chalid Said Salim menjelaskan tiga temuan tersebut berada di Aceh melalui North Sumatera Offshore (NSO). Pada lapangan ini dari Hasil Uji Kandungan Lapisan pertama (DST#1) ditemukan gas sebesar 5 juta standar kaki kubik (Million Standard Cubic Feet per Day/MMSCFD) dan minyak 1.400 barel per hari (Barrels Oil Per Day/BOPD).
Sedangkan hasil Uji Kandungan Lapisan kedua (DST#2) ditemukan gas sebesar 13,74 juta standar kaki kubik (Million Standard Cubic Feet per Day/MMSCFD) dan kondensat 43 barel per hari (Barrels Condensate Per Day/BCPD).
"Kami terus melakukan unlock potensi migas dari wilayah eksplorasi kami. Sejauh ini ada tiga temuan baru dengan potensi cadangan yang cukup besar," kata Chalid dalam RDP di Komisi VII DPR RI, Rabu (27/3/2024).
Kedua, Sumur East Pondok Aren (EPN)-001 di wilayah kerja PEP Tambun Fild, Kabupaten Bekasi yang dioperasikan oleh Pertamina EP Jatibarang Field.
Uji Alir Produksi (Drill Stem Test/DST) menunjukan sumur EAC-001 diperoleh hasil laju alir minyak sebesar 30 BOPD, gas mencapai 2,08 MMSCFD dan kondensat setara 15,05 BCPD. Ketiga, sumur yang terletak di Indramayu, yaitu East Akasia Cinta.
Selain tiga temuan tersebut, Chalid menambahkanpihaknya telah melakukan tajak Sumur Gulamo di Blok Rokan untuk migas non konvensional (MNK). Lapangan MNK menjadi salah satu sumber cadangan yang cukup menjanjikan untuk menambah produksi migas nasional.
"MNK minyak non konvensional kita mulai di WK Rokan dan sekarang sudah, kalau kondisi per saat ini sedang ngebor sumur kedua di Kelor untuk MNK ini," katanya.