Rabu 27 Mar 2024 21:38 WIB

Ini Rahasia Mengapa Alquran Mampu Getarkan Hati Orang Kafir

Alquran mempunyai sejumlah keistimewaan

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Jamaah membaca Alquran (ilustrasi). Alquran mempunyai sejumlah keistimewaan
Foto: Republika/Thoudy Badai
Jamaah membaca Alquran (ilustrasi). Alquran mempunyai sejumlah keistimewaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Banyak diantara kita mengklaim dalam sehari mengkhatamkan Alquran satu sampai tiga kali, namun ayat mana yang dipahami, kemudian diamalkan kandungannya? Paling kita hanya bisa berlomba-lomba menghitung pahala dari membacanya.

Mengutip khutbah Jumat yang ditulis KH Abu Hurairah Abd Salam Lc, MA (Wakabid Penyelenggaraan Peribadatan Badan Pengelola Masjid Istiqlal), Alquran memang beda dari kitab suci yang lain, bila dibaca meskipun tidak dipahami tetap mendatangkan pahala, cuma manfatnya menjadi sangat sedikit dibandingkan bila dipahami maknanya.

Baca Juga

“Siapa yang membaca satu huruf, baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipatgandakan jadi sepuluh."

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا

Abu Sufyan, Abu Jahal dan Walid Ibnul Mughirah tokoh kafir Quraisy, sengaja datang setiap malam ke rumah Nabi Muhammad SAW sembunyi-sembunyi sekedar ingin mendengarkan Alquran dan mereka sangat tersentuh bahkan mengeluarkan air mata.

Walid Ibnul Mughirah sampai berkata:

وَاللهِ لَقَدْ سَمِعْتُ مِنْ مُحَمّدٍ آنِفًا كَلاَمًا مَا هُوَ مِنْ كَلاَمِ الأِنْسِ، وَلَامِنْ كَلَامِ الجِنِّ، إِنَّ لَهُ لَحَلَاوَة وَإنَّ عَلَيْهِ لَطَلاوَة

Artinya, “Demi Allah, baru saja saya mendengar dari Muhammad, sebuah ucapan yang bukan bahasa manusia, bukan pula bahasa jin. Sungguh sangat indah, penuh makna, menakjubkan dan nikmat untuk didengar."

Mengapa kafir Quraisy tersentuh dengan Alquran, sementara sebagian besar umat Islam saat ini sama sekali tidak tersentuh sedikitpun dengan Alquran. Penyebabnya adalah “Kita membacanya tanpa kita pahami maknanya dan kita tidak tau apa yang diingankan Alquran dari kita."

Kebanyakan kita dalam mempelajari Alquran tidak menitikberatkan pada nilai moral atau ruh dari Alquran, tapi hanya terbatas pada teks-teksnya saja.

Artinya, kita ini baru mampu menangkap makna Alquran sebatas pada kesakralan dan ritual semata.

Padahal setiap kita membaca, menghafal, mempelajari, mentadabburi lalu mengamalkannya sesuai kesanggupan, maka Alquran menembus ke relung hati, membersihkan kotoran, menyingkap segala kegelapan.

قَالَ سَيِّدُنَا عُثْمَان ابْنُ عَفَّان : لَوْ طَهُرَتْ قُلُوبُكُمْ مَاشَبِعْتُمْ مِنْ كَلاَمِ رَبِّكُمْ

Jika hatimu suci dan bersih, niscaya kamu tidak akan pernah kenyang dengan ayat-ayat Tuhanmu. Artinya kita tidak pernah merasa bosan bersama Alquran. Mukjizat Alquran lebih dahsyat dari kesanggupan Nabi Isa alaihissalam menghidupkan orang mati.

Mukjizat Alquran lebih hebat dari tongkat Nabi Musa Alaihissalam yang bisa menjelma menjadi ular dan dapat membelah lautan.

Alquran mampu mengeluarkan umat yang tidak berperadaban, jahiliyah, saling bunuh hanya karena hal-hal yang sangat sepele, ratusan tahun hidup seperti itu, lalu mereka dijadikan oleh Alquran "Khaira Ummat" sebaik-baik umat.

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS Ali Imran 104).

Alquran yang ada pada kita, yang kita baca, yang kita hafal, yang kita pelajari, sama persis dengan Alquran yang ada pada masa Nabi. Dengan Alquran, Nabi mendidik sahabatnya generasi awal Islam, sehingga Alquran merubah kehidupan para sahabat secara signifikan, padahal mereka bukan orang yang berpendidikan dan bukan bangsa yang memiliki peradaban seperti bangsa Persia, Romawi atau Bizantium.

Lihat saja bagaimana Umar bin Khattab (Al-faruq), dimana 16 pendapatnya menjadi penyebab turunnya ayat Alquran yang menguatkan pandangan dan pendapat beliau.

Sebelum mengucapkan syahadat dikenal sebagai orang yang keras, kasar dan sangat benci Islam. Namun hati Umar lunak dan luluh begitu mendengar adiknya Fatimah membaca Alquran dan setelah itu beliau menjadi benteng terdepan membela Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Kemudian ada Abu Dzar Al-Gifari pembegal, perampok, ayahnya pimpinan perampok dari kampung Gifar, hidupnya terbiasa dengan kekerasan dan kejahatan.

Setelah tersentuh hatinya oleh Alquran, berubah menjadi seorang yang zuhud, tawadu, menentang semua orang yang cenderung menumpuk harta untuk kepentingan pribadi, meskipun itu sahabatnya sendiri.

Alquran datang merubah perilaku, cara berpikir, tutur kata, sopan santun dan itulah sesungguhnya hakikat mukjizat Alquran yang paling utama yaitu mampu merubah hidup seseorang.

قَالَ رسول الله ص م: إنَّ اللَّهَ يَرفَعُ بِحذَ الكتَاِبِ اَقَوامًا وَيَضَعُ بِه آخَرِينَ

Artinya, “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat dan memuliakan beberapa kaum dengan Alquran ini, dan Allah merendahkan beberapa kaum dengan kitab ini pula.” (HR Imam Muslim)

photo
Infografis Berapa Tahun Diturunkannya Alquran - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement