REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eropa mencatatkan rekor baru, di mana 60 persen listriknya ditenagai oleh sumber energi bersih dalam dua bulan pertama tahun 2024. Capaian ini didorong oleh pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahun dalam pembangkit listrik tenaga air, tenaga surya, dan angin, serta kembali pulihnya produksi tenaga nuklir.
Total pembangkit listrik bersih mencapai rekor 516,5 terawatt jam pada bulan Januari dan Februari, naik 12 persen dari periode yang sama pada tahun 2023. Demikian menurut data dari lembaga think tank energi Ember.
Produksi listrik bertenaga bahan bakar fosil mencapai 351 TWh, terendah untuk periode tersebut setidaknya sejak tahun 2015 dan turun lebih dari 8 persen dibandingkan bulan yang sama pada tahun 2023.
Produksi dari pembangkit listrik tenaga batu bara selama bulan Januari dan Februari turun hampir 15 persen dari periode yang sama tahun lalu, sementara produksi dari pembangkit listrik tenaga gas alam turun 4 persen.
Menurut data Ember, fasilitas nuklir tetap menjadi sumber tunggal tenaga listrik bersih terbesar di Eropa, menghasilkan 172,5 terawatt jam (TWh) listrik. Jumlah tersebut 4,1 persen lebih banyak dibandingkan bulan-bulan yang sama pada tahun 2023, tetapi merupakan angka terendah kedua dalam dua bulan pertama tahun ini sejak 2015, menyusul penutupan pembangkit listrik tenaga nuklir Jerman tahun lalu dan masalah produksi yang berkepanjangan di Prancis.
Bendungan hidro merupakan sumber energi bersih terbesar kedua di Eropa, menghasilkan 153 TWh listrik, atau rekor 17,6 persen dari total pembangkit listrik Eropa. Total produksi listrik tenaga hidro meningkat hampir 23 persen dari periode yang sama pada tahun 2023, berkat produksi yang kuat di Norwegia, Prancis, Swiss, dan Portugal sepanjang tahun ini.
Pembangkit listrik tenaga angin menghasilkan rekor 137,5 TWh listrik selama dua bulan pertama tahun 2024, naik 14 persen dari periode yang sama tahun 2023.
Pembangkit listrik bertenaga surya juga mencapai titik tertinggi baru sebesar 24,4 TWh, yang hampir 19 persen lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan yang sama pada tahun 2023.
“Jika pembangkit listrik Eropa dari pembangkit listrik tenaga surya dan angin terus berkembang dengan kecepatan seperti yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir, gabungan produksi listrik tenaga surya dan angin dapat segera menyalip pembangkit listrik tenaga nuklir sebagai sumber utama listrik bersih di benua ini,” demikian kata Ember, seperti dilansir Reuters, Rabu (27/3/2024).
Pembangkit listrik tenaga surya dan angin telah berkembang dengan laju rata-rata tahunan sebesar 11 persen per tahun sejak 2019, sementara produksi nuklir mengalami penurunan sekitar 3 persen per tahun selama periode yang sama.
Sejauh ini pada tahun 2024, hampir 162 TWh listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga angin dan surya hampir 15 persen lebih banyak dibandingkan pada bulan Januari dan Februari 2023, dan hanya 7 persen lebih sedikit dibandingkan dengan total pembangkit nuklir tahun ini.
Hal ini menunjukkan bahwa jika gabungan output tenaga surya dan angin meningkat pada tingkat yang sama pada awal 2025, dan pembangkit nuklir juga meningkat dalam jumlah yang sama seperti yang terlihat tahun ini, maka total output listrik tenaga surya ditambah angin dapat melampaui pembangkit nuklir secepatnya pada tahun depan.
Perkembangan seperti itu akan membantu mendorong total pembangkit listrik bersih ke level tertinggi baru, dapat membantu perusahaan listrik untuk mengurangi lebih lanjut output bertenaga bahan bakar fosil, dan mempercepat transisi energi regional dan upaya pengurangan polusi.