Rabu 27 Mar 2024 22:38 WIB

Tisu Bambu Pasti Ramah Lingkungan? Studi Ungkap Hal Sebaliknya

Sejumlah merek tisu yang terbuat dari bambu mengklaim produknya ramah lingkungan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
tisu toilet yang mengklaim terbuat dari bambu yang berkelanjutan ternyata hanya mengandung sedikit bambu dan malah menggunakan kayu murni.
Foto: www.freepik.com
tisu toilet yang mengklaim terbuat dari bambu yang berkelanjutan ternyata hanya mengandung sedikit bambu dan malah menggunakan kayu murni.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa merek tisu toilet yang mengklaim terbuat dari bambu yang berkelanjutan ternyata hanya mengandung sedikit bambu dan malah menggunakan kayu murni. Demikian menurut hasil investigasi terbaru yang dilakukan Which?, sebuah situs web yang meneliti pilihan konsumen.

Which? menguji satu sampel dari masing-masing lima merek populer yang menyiratkan bahwa produk tersebut terbuat dari bambu. Bambu dipasarkan sebagai bahan yang lebih ramah lingkungan, karena dapat dibudidayakan dan dapat hidup baik hampir di semua jenis tanah. Selain itu, bambu juga tumbuh dengan cepat dan prosesnya melepaskan lebih sedikit gas rumah kaca.

Baca Juga

Laporan ini menemukan sampel dari tisu toilet merek Bumboo, Naked Sprout dan Bazoo masing-masing hanya mengandung 2,7 persen; 4 persen dan 26,1 persen serat rumput yang mirip bambu.

Bazoo mengatakan bahwa mereka membuat tisu toilet 100% bambu yang bebas dari pohon, dan Bumboo menyebutkan bahwa mereka bersertifikasi FSC (Forest Stewardship Council) dan telah menguji 100 persen bambu dari hutan yang dikelola dengan baik.

Naked Sprout tidak mengklaim bahwa produknya hanya terbuat dari bambu, tetapi juga tidak menyebutkan bahwa rangkaian produk bambunya mengandung bahan lain.

Editor keberlanjutan Which?, Emily Seymour, mengatakan bahwa rantai pasokan itu sangat rumit, namun tanggung jawab ada pada merek untuk mengauditnya.

"Jika Anda membuat klaim ramah lingkungan tentang produk tertentu, dan mengharapkan pelanggan mempercayai klaim tersebut, lalu membeli sesuatu berdasarkan klaim tersebut, maka Anda sebagai perusahaan harus memastikan bahwa check and balance Anda benar,” kata Seymour seperti dilansir Sky News, Rabu (27/3/2024).

Dia kemudian memuji respons dari Bumboo, yang setelah diberi tahu tentang masalah ini oleh Which? pada Januari, mereka meningkatkan pengujiannya.

Rob Ingram, CEO Bumboo, mengatakan bahwa ia sangat terpukul saat mengetahui temuan Which? dan mengatakan bahwa masalah ini berasal dari pabrik kertas di Tiongkok yang telah menjual produk yang salah.

"Kami segera mencari tahu apa masalahnya dan memperbaikinya, karena kami hanya melakukan pengujian tahunan sebelumnya. Sekarang kami akan melakukannya pada setiap batch, untuk memastikan hal itu tidak terjadi lagi,” kata Ingram.

Menurut perusahaan konsultan McKinsey, lockdown COVID-19 membantu mendorong peralihan pembelian produk. Dikatakan dalam laporan tahun 2021 bahwa konsumen semakin peduli tentang dampak lingkungan dari produk yang mereka beli, termasuk produk tisu.

Which menemukan bahwa tisu toilet yang diuji sebagian besar terdiri dari virgin hardwood yang tumbuh cepat dan tidak ramah lingkungan - sebagian besar eukaliptus dengan beberapa akasia di Bazoo dan Bumboo. Menurut Which?, akasia telah dikaitkan dengan deforestasi yang merusak di tempat-tempat seperti Indonesia.

Mereka juga menguji dua merek lain yaitu Who Gives a Crap (WGAC) dan The Cheeky Panda, dan menemukan bahwa mereka mengandung 100 persen bambu, seperti yang diklaim.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement