Kamis 28 Mar 2024 09:57 WIB

Rupiah Merosot Hingga Rp 15.881, Alasannya Tunggu Isyarat Ini 

Pasar akan fokus terhadap rilisan angka Indeks Harga Belanja PCE di Amerika Serikat

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas menghitung uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jakarta, Senin (20/11/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.445 per dolar AS pada hari ini. Mata uang Rupiah menguat 47,5 poin atau 0,31 persen dari perdagangan sebelumnya.
Foto: Republika/Prayogi
Petugas menghitung uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jakarta, Senin (20/11/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.445 per dolar AS pada hari ini. Mata uang Rupiah menguat 47,5 poin atau 0,31 persen dari perdagangan sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada Kamis dibuka merosot karena pelaku pasar menunggu isyarat pemangkasan suku bunga kebijakan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.

Pada awal perdagangan Kamis pagi, rupiah tergelincir 23 poin atau 0,14 persen menjadi Rp 15.881 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 15.858 per dolar AS.

"Pelemahan dapat terjadi karena para pedagang menanti isyarat lebih lanjut mengenai penurunan suku bunga The Fed," kata analis Finex Brahmantya Himawan di Jakarta, Kamis (28/3/2024). Pasar akan fokus terhadap rilisan angka Indeks Harga Belanja Personal (PCE) utama Amerika pada Jumat malam.

Data PCE akan menjadi kompas pergerakan dolar AS selanjutnya dan akan menjadi pedoman untuk pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan selanjutnya. Data ini menjadi aktor utama berita ekonomi global pada pekan ini.

Sementara itu, kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 melalui pemilihan umum (pemilu) 2024 dapat memberi sentimen positif bagi rupiah karena besar kemungkinan akan meneruskan program pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan dari Presiden RI Joko Widodo yang sebelumnya 5 persen meningkat dengan target 6-7 persen yang dipandang optimis bagi Indonesia sendiri.

Brahmantya memproyeksikan rupiah bergerak pada kisaran Rp 15.825 per dolar AS sampai dengan Rp 15.925 per dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement