REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah subhanahu wa ta’ala telah memberikan peringatan kepada umat Muslim untuk senantiasa mejaga lisannya. Apalagi pada bulan suci Ramadhan, setiap lisan harus dijaga dengan baik, sehingga tidak mengganggu komunikasi antara sesama.
Sama halnya dengan ceramah yang disampaikan oleh Gun Gun Heryanto sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dekan sekaligus Pakar Komunikasi Politik ini menyampaikan ceramah terkait Hikmah Puasa dalam Kecerdasan Komunikasi melalui kanal Youtube UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Gun Gun mengatakan, puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan lisan. Menahan lisan dalam konteks puasa melibatkan pengendalian diri terhadap perkataan dan tindakan yang mungkin menyakiti atau merugikan orang lain.
Puasa di bulan Ramadhan bukan hanya semata-mata dimensi religiusitas dalam konteks hubungan dengan Allah subhanahu wa ta'ala, melainkan harus punya dimensi kemanusiaan. Karena sebagai manusia tentu setiap hari harus berinteraksi dengan banyak orang, baik yang dikenal maupun yang baru dikenal.
“Oleh karena itu kita butuh kecerdasan komunikasi dalam konteks hubungan antar manusia,” ungkap Gun Gun dalam ceramahnya.
Menurut Gun Gun, salah satu problem yang kerap kali melahirkan konflik sosial di tengah masyarakat, yaitu huru hara, memprovokasi, kerusuhan, dan perilaku kolektif lainnya yang berhubungan dengan komunikasi. Maka, dengan berpuasa selalu mengingatkan kepada manusia untuk menahan marah sekaligus cerdas dalam Communication of Privacy Management (CPM).
CPM adalah bagaimana seseorang mengelola komunikasi yang meliputi kapan harus ofensif, kapan defensif, kapan harus memuji, kapan harus mengapresiasi, dan kapan harus menahan diri untuk tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial atau pernyataan yang bisa merusak hubungan antarmanusia.
Lihat halaman berikutnya >>>