Kemudian, diturunkan secara bertahap kepada Rasulullah SAW sesuai dengan keadaan dan situasi yang memerlukannya selama periode kenabian beliau SAW.
Ulama tafsir Imam Al Qurtubi menyatakan, tidak ada perbedaan pendapat bahwa Alquran diturunkan dari Lauhul Mahfuzh pada malam Lailatul Qadar secara keseluruhan, dan diletakkan di Baitul 'Izzah di langit dunia dalam satu kesatuan.
Kemudian Jibril menurunkannya secara bertahap, ayat per ayat, dalam keadaan yang berhubungan dengan perintah, larangan, dan sebab-sebabnya, dan ini berlangsung selama 20 tahun.
Sementara itu, Syekh Amin al-Khouli, ulama tafsir asal Mesir, menguraikan mengapa bulan Ramadhan dipilih sebagai waktu diturunkannya Alquran. Dia menyoroti keterkaitan antara Alquran dan bulan Ramadhan.
Ia juga menjelaskan bahwa melalui ibadah puasa, seseorang memperoleh kesadaran akan dimensinya sebagai manusia, yang tecermin dalam pemahamannya tentang kehidupan dan aspek spiritualitas.
"Makhluk manusia memiliki kekuatan serta kelemahan yang inheren. Mereka tidak lantas berada pada derajat yang sama dengan malaikat dan tidaklah sanggup menghasilkan keajaiban. Inilah alasan di balik perintah Allah untuk berpuasa, yakni agar setiap individu menyadari keterbatasan serta batasan kekuatannya," jelasnya.