REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jawa Timur, menggelar literasi dan inklusi keuangan syariah dengan memanfaatkan momentum Ramadhan 2024 melalui program Gebyar Ramadhan Keuangan Syariah (Gerak Syariah) 2024 dengan menyasar pelajar.
Kepala OJK Kediri Bambang Supriyanto mengemukakan, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 diketahui indeks literasi keuangan di tingkat nasional masing-masing sebesar 49,68 persen dan 85,10 persen. Dalam survei tersebut diketahui bahwa indeks literasi keuangan syariah nasional sebesar 9,14 persen dan indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,12 persen.
"Tingginya ketimpangan antara literasi atau tingkat pemahaman serta tingkat inklusi keuangan tersebut menjadi latar belakang OJK berkolaborasi dengan pelaku usaha jasa keuangan di sektor perbankan, IKNB (Industri keuangan nonbank) dan pasar modal menyelenggarakan acara untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah dari tingkat pelajar," kata Bambang menjelaskan, Kamis (28/3/2024).
Ia mengatakan, OJK menggelar Gebyar Ramadhan Keuangan Syariah 2024. Dalam kegiatan ini, OJK Kediri menyelenggarakan dua kegiatan utama yaitu lomba Duta Inklusi Keuangan Syariah (Dai Kesya) dan Media Update.
Dai Kesya merupakan kolaborasi OJK Kediri dengan industri jasa syariah yaitu bank umum syariah, BPR syariah, pegadaian syariah, lembaga pembiayaan syariah, dan pasar modal syariah. Kegiatan ini menargetkan peserta kurang lebih 452 siswa SMA/MA/sederajat di 13 kabupaten kota di wilayah kerja OJK Kediri. Kegiatan ini digelar sejak 26 Maret 2024 sampai dengan 2 April 2024.
Ia menambahkan, siswa yang mengikuti acara tersebut akan mendapatkan pembekalan dari OJK dan industri terkait manfaat produk dan layanan keuangan syariah yang dapat digunakan oleh masyarakat dari level pelajar hingga dewasa. Pada setiap sesi pembekalan, OJK Kediri menyiapkan kuis terkait keuangan syariah dengan hadiah yang menarik.
"Kami harap pelajar dapat berperan sebagai duta literasi keuangan syariah, memiliki pemahaman terkait produk, mampu membedakan produk dan layanan jasa keuangan konvensional dengan Syariah," kata Bambang.
Selain itu, OJK Kediri juga menggelar media update yang digelar secara daring, sebagai sarana menyampaikan perkembangan ekosistem industri jasa keuangan secara umum dan keuangan syariah dengan tema "Industri Keuangan Syariah: Dulu dan Kini".
Media Update OJK Kediri merupakan wujud sinergi OJK dengan media yang dilaksanakan secara berkesinambungan. "Kami menyadari betapa pentingnya peran media dalam meningkatkan branding keuangan syariah sehingga lebih mudah diterima oleh masyarakat," kata Bambang.
Bambang juga menambahkan, regulator telah memberikan banyak relaksasi dalam bentuk regulasi dan fatwa. Di sisi industri, pelaku usaha jasa keuangan syariah telah memperluas jangkauan infrastruktur dan inovasi produk layanan sehingga dapat lebih diterima masyarakat dan mampu meningkatkan daya saing.