REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Puluhan anak-anak terdampak bencana alam banjir bandang disertai longsor di Kampung Gintung, RT 03 RW 04, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menjalani trauma healing Rabu (28/3/2024). Kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan tim trauma healing Polres Cimahi ini bertujuan untuk memulihkan kondisi psikis masyarakat. Khususnya, anak-anak terdampak longsor yang mengakibatkan 10 warga meninggal dunia.
Kapolres Cimahi, AKBP Aldi Subartono SIK mengatakan, trauma healing akan terus dilakukan hingga anak-anak terdampak bencana longsor mengalami pemulihan secara psikologis. Dalam kegiatan trauma healing, anak-anak diajak bermain, bernyanyi bersama. Tak hanya itu, mereka pun mendapat makanan tambahan. ‘’Ini hari kedua tim trauma healing Polres Cimahi memberikan terapi kepada anak-anak. Kita berharap kegiatan ini bisa membantu memulihkan kondisi mental anak-anak,’’ ujar Aldi.
Sebagaimana diketahui, bencana banjir bandang disertai tanah longsor menerjang Kampung Gintung, RT 03 RW 04, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Ahad (24/3/2024) malam. Akibat bencana tersebut, sebanyak 10 warga meninggal dunia akibat tertimbun tanah. Dari jumlah tersebut, sudah tujuh jenazah yang berhasil ditemukan. Ketujuh korban ditemukan dalam dua hari upaya pencarian yang melibatkan tim SAR gabungan pada Selasa dan Kamis (26-28/3/2024).
Upaya pencarian korban tertimbun tanah longsor di hari kedua Selasa (26/3/2024) akhirnya membuahkan hasil. Sebanyak tiga jenazah korban berhasil dievakuasi di oleh tim SAR gabungan yang dipimpin Kapolres Cimahi, AKBP Aldi Subardono dan Dandim 0609 Cimahi, Letkol Arm Boby SIP.
Pencarian dilanjutkan pada Kamis (28/3/2024) dan berhasil ditemukan Kembali tiga jenazah yaitu satu seorang Perempuan dewasa. Jenazah korban ini ditemukan pada pukul 10.30 WIB. Tak beberapa lama tim SAR Kembali menemukan dua jenazah yaitu seorang anak perempuan dan seorang perempuan dewasa.
Tim SAR gabungan harus bekerja ekstra untuk bisa mengevakuasi ketiga jasad korban yang berhasil ditemukan. Personel SAR harus berjalan kaki sejauh ratusan meter untuk membawa kantong jenazah berisi para korban lantaran akses jalan tak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua. ‘’Tim SAR gabungan bahu-membahu mengangkat kantong jenazah berisi tiga korban dengan melintasi jalan berlumpur. Titik ditemukan korban lokasinya tak bisa dilintasi kendaraan roda dua. Terpaksa tim SAR harus berjalan kaki ratusan meter menembus jalan berlumpur,’’ kata Aldi.