Kamis 28 Mar 2024 22:15 WIB

Bocah Enam Tahun Meninggal Kelaparan di Gaza

Organisasi kemanusiaan termasuk PBB mengatakan Israel mencegah bantuan masuk.

Rep: Lintar Satria / Red: Gita Amanda
Pengungsi Palestina berkumpul untuk mengumpulkan makanan yang disumbangkan oleh kelompok pemuda amal sebelum sarapan, pada hari kedua bulan suci Ramadhan di Rafah, di selatan Jalur Gaza, (12/3/ 2024).
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Pengungsi Palestina berkumpul untuk mengumpulkan makanan yang disumbangkan oleh kelompok pemuda amal sebelum sarapan, pada hari kedua bulan suci Ramadhan di Rafah, di selatan Jalur Gaza, (12/3/ 2024).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Mohammed Naeem al-Najar yang berusia enam tahun meninggal dunia akibat kelaparan di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara. Di rumah sakit yang sama, Leila Juneid yang lahir selama perang masuk ke unit gawat darurat karena malnutrisi parah.

"Anda bisa bisa tahu usianya tidak sesuai dengan berat badannya, ia berusia dua bulan tapi ia hanya dua kilo lebih sedikit," kata perawat di Rumah Sakit Kamal Adwan Ahmed al-Ali, Kamis (28/3/2024).

Baca Juga

"Kami sudah biasa menerima kasus-kasus seperti ini dalam jumlah besar setiap hari. Mereka kerap berakhir dengan kematian," tambahnya.

Organisasi-organisasi kemanusiaan termasuk PBB mengatakan Israel mencegah bantuan masuk melalui perbatasan dan menerapkan pembatasan ketat. Badan bantuan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) kembali memperingatkan batas waktu untuk mencegah kelaparan semakin dekat.

"Pembatasan harus dicabut sekarang, waktu berjalan cepat menuju kelaparan," kata lembaga itu media sosial X.

Pekan lalu, laporan yang didukung PBB memperingatkan Gaza utara bisa dilanda kelaparan kapan saja antara pertengahan Maret dan Mei. Laporan itu juga mengatakan lebih dari 70 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza menghadapi “bencana kelaparan”.

“Konvoi makanan kami dicegah mencapai wilayah utara, tempat terjadinya kelaparan,” kata UNRWA.

Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan negara itu akan menyediakan lebih dari 30 juta euro atau 32,41 juta dolar AS kepada UNRWA tahun ini untuk mendukung operasinya. "Kami akan memberikan kontribusi kami sambil memastikan  kondisi-kondisi yang dibutuhkan UNRWA untuk memenuhi misinya dengan semangat tanpa hasutan kebencian dan kekerasan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis Christophe Lemoine kepada para wartawan.

Ia tidak menyebutkan kapan pengiriman dana berikutnya kepada UNRWA akan dilakukan. Menurut jadwal triwulanan yang biasa, tahap berikutnya akan dilakukan pada bulan April.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement