Kamis 28 Mar 2024 22:46 WIB

Wamenlu Cina Angkat Isu Palestina di Boao Forum for Asia 

Cina telah menyatakan posisi dan dorong DK PBB menerbitkan resolusi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Wakil Menteri Luar Negeri Cina Cheng Xiaodong menghadiri acara diskusi bertajuk The Global Security Initiative: Addresing Security Challanges and Promoting World Peace yang digelar di Dong Yu Grand Ballroom B International Conference Center, Boao, Hainan, Cina, Kamis (28/3/2024). Diskusi tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Boao Forum for Asia (BFA).
Foto: Republika/Kamran Dikarma
Wakil Menteri Luar Negeri Cina Cheng Xiaodong menghadiri acara diskusi bertajuk The Global Security Initiative: Addresing Security Challanges and Promoting World Peace yang digelar di Dong Yu Grand Ballroom B International Conference Center, Boao, Hainan, Cina, Kamis (28/3/2024). Diskusi tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Boao Forum for Asia (BFA).

REPUBLIKA.CO.ID, HAINAN -- Wakil Menteri Luar Negeri Cina Cheng Xiaodong angkat isu Palestina ketika memberikan pidato dalam acara diskusi bertajuk “The Global Security Initiative: Addressing Security Challenges and Promoting World Peace”. Diskusi tersebut merupakan rangkaian kegiatan dari Boao Forum for Asia (BFA) yang digelar di Hainan, Cina. 

Dalam pidatonya, Cheng memaparkan tentang konsep “Global Security Initiative (GSI)” yang dicetuskan Presiden Cina Xi Jinping. GSI diajukan Xi pada perhelatan BFA 2022. Dia mengklaim, GSI telah didukung dan dihargai lebih dari 100 negara serta organisasi-organisasi internasional.

Baca Juga

“Inisiatif ini merupakan produk publik penting yang disumbangkan Cina kepada dunia. Solusi Cina-lah yang mendorong komunitas internasional untuk bekerja sama menghadapi tantangan keamanan,” ujarnya dalam diskusi yang digelar di Dong Yu Grand Ballroom B International Conference Center di Boao, Kamis (28/3/2024).

Dia menjelaskan, GSI setidaknya mempunyai tiga ciri. Pertama, mengutamakan dialog daripada konfrontasi dan kemitraan daripada aliansi. Kedua, berkomitmen menyelesaikan konflik dan perbedaan serta memberikan solusi layak terhadap masalah keamanan global.

Terkait ciri kedua, Cheng menyinggung upaya aktif Cina dalam penyelesaian konflik Rusia-Ukraina. Dia turut peran Beijing dalam isu Israel-Palestina, termasuk terkait konflik yang berlangsung di Jalur Gaza. “Mengenai konflik Israel-Palestina, Cina telah menyatakan posisi dan mendorong Dewan Keamanan (PBB) menerbitkan resolusi sejak konflik pecah,” ujarnya.

Sementara ciri ketiga GSI, ungkap Cheng, yakni mengumpulkan berbagai pihak untuk menjalin kerja sama. Saat kembali membahas isu Israel-Palestina dalam pidatonya, Cheng menyampaikan bahwa sejak konflik di Gaza pecah pada Oktober 2023, negaranya sudah mendorong gencatan senjata. “Cina mendorong gencatan senjata lebih awal dan mengakhiri perang, serta menganjurkan diadakannya konferensi perdamaian internasional yang lebih besar, lebih berwibawa, dan efektif,” ucapnya.

Cheng juga sempat menyinggung peran Cina dalam rekonsiliasi diplomatik Arab Saudi-Iran dan krisis di Afghanistan. Dia menekankan, negaranya akan terus memberikan dukungan yang lebih kuat dan besar bagi perdamaian, stabilitas, serta pembangunan dunia.

“Cina terbuka terhadap semua tindakan yang akan membantu menjaga keamanan internasional dan regional, serta bersedia bekerja sama dengan negara-negara di seluruh dunia, termasuk negara-negara Barat, untuk menemukan persamaan terbesar dalam kerja sama dan bersama-sama melakukan tindakan kerja sama inisiatif,” ujar Cheng.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement