Jumat 29 Mar 2024 13:46 WIB

Airlangga Sarankan Investasi Padat Karya ke Pebisnis Singapura

Kata Airlangga, Pemerintah Indonesia tetap mengandalkan penanaman modal asing.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Foto: Kemenko Perekonomian
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berdiskusi dan menyarankan para pebisnis Singapura untuk berinvestasi pada industri padat karya.

Di sela penyelenggaraan Indonesia-Singapore Business Forum (ISBF) 2024, di Singapura, Rabu (27/3/2024), Airlangga menegaskan peranan besar investasi asing dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Baca Juga

"Dalam 10 tahun terakhir, investasi menjadi salah satu pendorong kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah tetap mengandalkan penanaman modal asing," ujar Airlangga, dalam pernyataan di Jakarta, Kamis (28/3/2024).

Menanggapi pertanyaan mengenai peluang investasi kawasan ekonomi khusus (KEK) ke depan, Airlangga menggarisbawahi rencana pemerintah untuk terus mendorong pengembangan KEK di berbagai wilayah di Indonesia. Termasuk KEK di Bali yang memberikan peluang investasi yang menarik bagi investor Singapura.

"Di wilayah Sanur, terdapat hotel yang dikonversikan menjadi rumah sakit atau klinik kesehatan. Sementara di KEK Kura Kura terdapat peluang investasi di bidang pendidikan dan pariwisata," ungkap Airlangga.

Menghadapi tantangan ke depan, Airlangga menggarisbawahi perlunya terus mengembangkan industri padat karya di samping industri padat modal, seperti industri tekstil dan fesyen. Ia menjelaskan terkait sistem perpajakan dalam kabinet baru.

Dia memberikan ilustrasi tentang gagasan pembentukan lembaga perpajakan yang terpisah dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Saat ini otoritas perpajakan berada pada Direktorat Jenderal di bawah Kementerian Keuangan. Otoritas Perpajakan dapat saja terpisah menjadi lembaga tersendiri yang berada langsung di bawah Presiden, untuk menyeimbangkan checks and balances.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement